Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi mengajak seluruh organisasi perempuan, termasuk Muslimat NU di Aceh untuk ikut mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Perempuan, katanya, harus berdaya secara ekonomi terlebih dahulu sebagai salah satu cara mencegah perempuan menjadi korban kekerasan.
"Kami mengajak seluruh organisasi perempuan, termasuk Muslimat NU, untuk bersinergi memberdayakan perempuan sekaligus memberikan wadah pemenuhan hak anak, salah satunya melalui program Ruang Bersama Indonesia (RBI) berbasis desa, sebagai wadah kolaborasi dalam penyelesaian persoalan perempuan dan anak," kata Menteri PPPA Arifa dalam pernyataan diterima di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Khofifah ajak Muslimat NU berperan aktif turunkan angka stunting
Selain itu, lanjutnya, pihaknya tidak lelah memberi edukasi kepada orang tua untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak dan mengawasi penggunaan gawai di rumah tangga.
Hal itu disampaikan saat menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah Muslimat NU Provinsi Aceh Periode 2025-2030 yang digelar di Banda Aceh, dimana dia menyoroti bahwa faktor ekonomi, pola asuh dan paparan media sosial masih menjadi penyebab utama kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Menteri Arifa menjelaskan bahwa RBI membuka peluang besar bagi kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi perempuan, dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan keluarga serta mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Langkah itu penting dilakukan mengingat hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024, menunjukkan satu dari empat perempuan pernah mengalami kekerasan dan satu dari dua anak pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.
"Ini bukan sekadar angka, tetapi menggambarkan luka dan trauma yang dapat mengganggu masa depan mereka. Karena itu, kita harus bergerak bersama," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW Muslimat NU Provinsi Aceh Dahlia menyatakan komitmen Muslimat NU dalam pemberdayaan perempuan di tingkat desa, termasuk melalui kegiatan pengajian dan pendidikan anak.
Baca juga: PB NU menawarkan pembangunan Rumah Sakit NU di Aceh Barat
Baca juga: NU: Jangan Kaitkan Aceh Dengan Teroris
"Ibu-ibu di desa adalah ujung tombak ketahanan keluarga. Melalui kegiatan di tingkat akar rumput, kami ingin memastikan perempuan Aceh berdaya, anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik, dan keluarga menjadi lingkungan yang aman serta harmonis,” tuturnya Ketua PW Muslimat NU Provinsi Aceh.
Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Aceh Mutia Juliana.
Dia menyampaikan komitmen Pemerintah Aceh untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat dan organisasi masyarakat dalam meningkatkan ketahanan keluarga.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































