Solo (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding meminta Menteri Tenaga Kerja Yassierli menyiapkan klaster khusus untuk menyiapkan pekerja migran.
"Kami minta tolong Menaker agar ada klaster khusus supaya kami fokus. Jangan dicampur dengan yang disiapkan dalam negeri karena kan beda nanti," katanya di sela peninjauan kegiatan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Baca juga: Kementerian P2MI libatkan universitas penuhi kebutuhan pekerja migran
Ia mencontohkan, tenaga las antara Jepang dan Korea berbeda. Oleh karena itu, harus disiapkan secara optimal.
"Ini saya dalam rangka lihat itu semua. Nanti kami duduk bareng dengan Kemenaker karena mereka yang punya infrastrukturnya," katanya.
Terkait dengan klaster khusus tersebut, dikatakannya, agar secepatnya dibentuk.
"Nggak boleh lambat, kalau nggak nanti permintaan numpuk tapi kita nggak bisa menyiapkan. Apalagi ini kan ekosistem mendukung," katanya.
Selanjutnya, dikatakannya, yang juga harus dipastikan adalah berapa jumlah tenaga kerja yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri dan berapa untuk kebutuhan di luar negeri.
Baca juga: Menteri P2MI: Ada 1,7 juta lowongan pekerjaan di luar negeri
"Kalau permintaan kerja banyak tapi kan kesiapan bukan hanya tempat pelatihan tapi juga skema pembiayaan seperti apa. Kalau sudah ketemu nanti dengan Kemenaker akan bicara misalnya di Balai Solo kira-kira jabatan kerja apa saja, berapa jumlahnya," katanya.
Ia berharap, program tersebut dapat berjalan dengan mengoptimalkan 21 balai pelatihan yang ada di bawah Kementerian Tenaga Kerja dan 13 satuan pelaksana.
Pada kunjungan tersebut, Abdul Kadir juga sempat bertanya kepada para peserta terkait ketertarikannya sebagai pekerja migran.
"Rata-rata saya tanya siapa yang minat ternyata banyak, ada yang Jepang dan Korea. Ada juga yang ingin ke Amerika Serikat," katanya.
Baca juga: Kementerian P2MI siap bukakan akses lulusan Politeknik Furnitur Kendal
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025