Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengusulkan agar emisi yang berhasil ditekan oleh Indonesia hampir 1 miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) ditawarkan dalam perdagangan karbon untuk pendanaan skema Tropical Forest Forever Faclity (TFFF).
Dalam sosialisasi hasil Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) Brasil di Jakarta, Selasa, Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif menegaskan kembali dukungan Presiden Prabowo Subianto terkait inisiatif skema pembiayaan inovasi TFFF yang diusung Brasil untuk mendukung pelestarian hutan.
"Namun dari sisi kami, kami ingin sekali menyarankan kepada Bapak Presiden bahwa sepanjang tahun 2015 sampai 2020 kita memiliki reduksi emisi, penurunan emisi gas rumah kaca, yang telah terverifikasi oleh UNFCCC itu sebesar 550 juta ton CO2e. Kemudian di tahun 2020 sampai 2024 itu yang telah dilakukan verifikasi oleh UNFCCC nilainya hampir 400 juta ton CO2e," jelasnya.
Indonesia kini memiliki reduksi emisi gas rumah kaca yang sudah terverifikasi oleh Sekretariat UNFCCC sebesar hampir 1 miliar ton CO2e.
"Angka inilah yang menurut kami alangkah baiknya ini harus kita publish di dalam IDX kita untuk ditawarkan, sehingga angka ini yang harus kembali ke hutan dalam bentuk pendanaan TFFF, ini salah satu usulan dari kita," tambah Hanif.
Baca juga: Di COP30, RI-China bahas upaya efektif turunkan emisi gas rumah kaca
Dikurangi dari karbon yang sudah dibayarkan lewat skema pendanaan lain, Hanif mengusulkan emisi yang sudah terverifikasi itu agar dapat dijual melalui bursa karbon untuk menjadi unsur pendanaan.
Sebelumnya, dalam COP30 di Belem, Brasil, Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendukung inisiatif TFFF untuk negara-negara berhutan.
TFFF sendiri direncanakan untuk memfasilitasi dana sebesar 125 miliar dolar AS untuk mendukung upaya negara-negara berhutan menjaga tutupan hutannya.
Dalam pernyataan di Belem Leader Summit pada Kamis (6/11), Hashim menyebut Indonesia berkomitmen untuk menyamai kontribusi Brasil.
"Brasil komitmen 1 miliar dolar AS, Indonesia komitmen 1 miliar dolar AS, Norwegia komitmen 3 miliar dolar AS selama 10 tahun. Perancis komitmen, mereka sudah setor 400 juta euro dan mereka komitmen untuk tambah 500 juta euro lagi sampai tahun 2030," kata Hashim.
Baca juga: Menteri LH: Indonesia bangun koalisi internasional turunkan emisi
Baca juga: Indonesia ajak Swedia turunkan emisi GRK lewat ekonomi karbon
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































