Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai longsornya tambang bawah tanah Freeport di Grasberg Block Cave (GBC) dapat mempengaruhi pasokan emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
“Sekarang ini kami lagi melakukan evaluasi total. Jadi, produksi konsentrat di Freeport belum dilakukan secara maksimal, maka dengan demikian pasti mengalami kekurangan pasokan,” ucap Bahlil setelah penandatanganan nota kesepahaman di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa.
Saat ini, Antam sudah menjalin kerja sama dengan PT Freeport Indonesia terkait bisnis pembelian sebanyak 30 ton emas.
Kerja sama tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan Antam memenuhi permintaan emas dari masyarakat.
Tambang emas milik Antam yang berlokasi di Pongkor, Jawa Barat, hanya bisa memproduksi 1 ton emas dalam satu tahun.
Sedangkan, realisasi penjualan emas Antam pada 2024 berada di angka 43 ton. Tahun ini, Antam menargetkan penjualan emas mencapai 45 ton.
Di sisi lain, longsornya tambang bawah tanah Freeport di Grasberg Block Cave (GBC) menyebabkan smelter milik Freeport tidak menuai pasokan konsentrat untuk dimurnikan. Tahap pemurnian konsentrat ini yang nantinya menghasilkan emas.
“Memang sekarang ini adalah refinery emas kita itu kan di Freeport. Kalau 3 juta konsentrat (tembaga) yang diolah oleh smelter, itu menghasilkan 50 sampai 60 ton emas," ujar Bahlil.
Oleh karena itu, Bahlil bersama Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno akan membahas langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ke depannya untuk memenuhi kebutuhan Antam.
“Kami lagi membahas dengan Dirjen Minerba langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk kemudian bisa mengoptimalkan kebutuhan daripada Antam terhadap emas itu sendiri,” ucap dia.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR di Senayan Jakarta, Senin (29/9), Direktur Utama Antam Achmad Ardianto menyampaikan ketimpangan produksi emas Antam dengan permintaan emas menyebabkan Antam mengimpor emas kurang lebih 30 ton dari Singapura dan Australia.
Ardianto mengusulkan ada aturan yang mengharuskan perusahaan tambang untuk menjual hasil tambang emasnya kepada Antam. Sebab, Antam terkendala ketika mengajukan penawaran pembelian emas kepada perusahaan-perusahaan yang memurnikan emasnya di Antam.
Penawaran tersebut jarang menemui titik kesepakatan karena tersandung oleh pajak dan tidak adanya kewajiban perusahaan tambang untuk menjual emasnya kepada Antam.
“Sebagian (perusahaan tambang) menjual ke perusahaan perhiasan, tetapi ada juga yang diekspor, karena memang peraturannya tidak meng-encourage orang untuk jual (emas) di dalam negeri,” kata Ardianto.
Baca juga: Smelter Freeport tidak beroperasi imbas terhentinya produksi tambang
Baca juga: Freeport berencana ganti PLTU captive dengan LNG
Baca juga: Menteri Bahlil: Operasi tambang Freeport setelah longsor tunggu audit
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.