Menteri ATR/BPN pastikan evaluasi tata ruang pascabencana di Sumatera

1 week ago 4

Semarang (ANTARA) - Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid memastikan akan melakukan evaluasi tata ruang pascabencana alam yang terjadi di Sumatera.

"Setelah ini. Kalau tanggap darurat selesai, kami pasti akan melakukan evaluasi tata ruang," katanya usai mengisi program "Indonesia Punya Kamu" di Semarang, Selasa.

Program "Indonesia Punya Kamu" mengangkat tema "Membangun Masa Depan Lewat Inovasi, Energi, Keuangan, dan kesehatan Mental" di kampus Universitas Diponegoro Semarang diinisiasi antara lain oleh Garuda TV, ANTARA, Indozone, dan On Us Asia.

Ia mencontohkan ketika terjadi banjir di Jakarta segera ditindaklanjuti dengan konsolidasi mengenai rencana tata ruang wilayah (RTRW) dengan wilayah sekitarnya.

"Sama halnya dengan dulu ketika banjir di Jakarta, kami selalu masih cepat konsolidasi dengan Jawa Barat, dengan Banten dan dengan DKI untuk 'review' RTRW-nya semua," katanya.

Baca juga: Anggota DPR dorong audit komprehensif cegah bencana Sumatera terulang

Menurut dia, evaluasi RTRW akan dilakukan secara menyeluruh di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi untuk menyelesaikan persoalan secara komprehensif.

"Baik itu RTRW kabupaten/kota maupun RTRW provinsi, termasuk juga 'review' RDTR, rencana detail tata ruangnya. Mana yang tidak sesuai? Yang tidak sesuai dengan pola ruangnya kita ubah supaya sesuai dengan pola ruang," katanya.

Dalam evaluasi atau revisi RTRW, ia mengatakan bahwa seluruh pihak terkait akan dilibatkan, mulai pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, hingga Kementerian Dalam Negeri, dan lintas sektor.

Ditanya terkait video yang beredar di media sosial yang menggambarkan banyak kayu gelondongan hanyut yang dinarasikan akibat penebangan liar, Nusron enggan menanggapi lebih jauh.

"Saya enggak mau komentar dulu. Karena kalau saya pemerintah itu enggak mau menduga-duga. Yang penting faktualnya dulu, dan saya pelajari dulu," pungkasnya.

Baca juga: Prabowo sudah tahu pemicu banjir Sumatera, ada dugaan pembalakan liar
Baca juga: Kemenkes tambah logistik kesehatan ke lokasi bencana di Sumatera

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, per data Senin (1/12) pukul 17.00 WIB, total korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera mencapai 604 jiwa, dan 468 jiwa masih dinyatakan hilang.

Adapun rinciannya, di Sumatera Utara sebanyak 283 meninggal, 173 hilang; di Aceh sebanyak 156 meninggal dunia dan 181 orang hilang; dan di Sumatera Barat tercatat 165 jiwa meninggal dunia dan 114 orang masih hilang.

Tim gabungan BNPB, TNI, Polri, Basarnas, kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah terus bekerja mempercepat operasi pencarian, pertolongan, penyaluran logistik, dan pembukaan akses wilayah terdampak.

Di Sumatera Utara, pengungsi tersebar di beberapa titik, antara lain 15.765 jiwa di Tapanuli Utara, 2.111 jiwa di Tapanuli Tengah, 1.505 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 7.194 jiwa di Mandailing Natal.

Di Aceh, jumlah pengungsi mencapai 479.300 jiwa di berbagai kabupaten/kota, dengan konsentrasi tertinggi di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 107.305 jiwa.

Sedangkan di Provinsi Sumatera Barat, total pengungsi mencapai 18.624 KK atau 122.683 jiwa, dengan jumlah tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar.

Baca juga: Komnas HAM dorong layanan pemulihan trauma akibat bencana di Sumatera
Baca juga: Muzani soroti dugaan pembalakan liar di balik banjir Sumatra

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |