Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan pemerintah akan menambah pasokan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri manufaktur.
"Tambahannya adalah saya sudah mendapatkan jaminan dari kantor Kementerian ESDM bahwa dalam waktu dekat ini, Indonesia akan mempunyai tambahan suplai dari gas," ujar Agus di Jakarta, Senin.
Namun demikian, Agus belum bisa memastikan sumber bahan baku tersebut akan mengambil dari luar negeri atau dalam negeri.
Ia memaparkan sebanyak 225 perusahaan industri ditetapkan sebagai penerima HGBT dengan total kuota 693,307 billion bristh thermal unit per day (BBUTD).
Baca juga: Kemenperin sebut HGBT beri nilai tambah industri hingga Rp496 triliun
Pemberian HGBT tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomo 255K Tahun 2024 tentang pengguna gas bumi tertentu di bidang industri.
Adapun tujuh sektor industri yang menjadi penerima HGBT, yakni industri pupuk, industri petrokimia, industri oleokimia, industri baja, industri kaca, dan industri sarung tangan.
"Meski masih dihadapkan pada tantangan realisasi penyaluran, distribusi energi dan fluktuasi harga, kebijakan ini terus disempurnakan agar dapat mendukung keberlanjutan produksi industri dalam negeri," jelasnya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, pemerintah berkomitmen mengawal agar seluruh seluruh sektor industri yang berhak mendapatkan HGBT, bisa menikmati insentif tersebut.
Baca juga: Kadin tekankan optimalisasi HGBT untuk pacu daya saing industri
Kementerian Perindustrian menyatakan, kebijakan HGBT memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan industri nasional dengan nilai tambah hingga Rp496,5 triliun.
Nilai tambah tersebut berdasarkan evaluasi yang dilakukan pihaknya sepanjang 2020-2024. Dampak itu terdiri atas peningkatan ekspor Rp191,84 triliun, kenaikan penerimaan pajak Rp31,27 triliun, tambahan investasi hingga Rp272,4 triliun, serta penurunan subsidi pupuk Rp0,99 triliun.
Namun, pelaksanaan kebijakan tersebut masih menghadapi sejumlah kendala. Kuota gas yang diterima industri sering kali lebih kecil dibandingkan alokasi yang ditetapkan terutama akibat ketidakseimbangan antara pasokan hulu dan kebutuhan hilir.
Baca juga: Menteri ESDM tambah pembangkit listrik penerima gas murah
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































