Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mendorong peningkatan cakupan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) kepada pengemudi atau pekerja sektor logistik.
Upaya peningkatan kepesertaan ini dilakukan melalui "Sosialisasi Peningkatan Cakupan Kepesertaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja" di Bale Asri, Pusat Dakwah Agama Islam (Pusdai) kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (20/9/2025).
"Kami dari Pemerintah khususnya Kemnaker dan Kemenhub sangat memperhatikan jaminan sosial ini bisa hadir pada bapak/ibu semua, sekaligus ingin memastikan pekerja sektor logistik telah terlindungi dalam program Jamsostek," kata Yassierli.
Data BPS Provinsi Jawa Barat Februari 2025, sektor pengangkutan merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja, dengan jumlah peningkatan sebesar 0,18 juta orang. Sehingga menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat triwulan I 2025.
"Peningkatan ini diharapkan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, mengingat pengangkutan atau logistik merupakan sektor yang krusial dalam menggerakkan roda perekonomian," katanya.
Namun di sisi lain kata Yassierli, pengangkutan atau logistik merupakan bidang pekerjaan rentan dan penuh risiko seperti kecelakaan lalu lintas, kelelahan, atau cedera. Bahkan PHK, hingga meninggal dunia saat bongkar muat, dan sebagainya sehingga diharapkan terjadi peningkatan cakupan kepesertaan jaminan sosial di Provinsi Jawa Barat.
"Karena itu, sesuai UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sangat penting mendorong pekerja di sektor logistik untuk menjadi peserta program Jamsostek agar mereka mendapatkan perlindungan," ujarnya.
Sementara Dirjen PHI Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengungkapkam hingga Agustus 2025, jumlah pekerja yang terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan sebesar 5.033.108 orang. Terdiri dari PU sebanyak 4.056.738 orang dan BPU sebanyak 976.370 orang.
"Dengan demikian cakupan kepesertaan Jamsostek di Provinsi Jawa Barat hanya 20 persen sehingga dirasa belum optimal," katanya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.