Mengenal tujuh jenis pupuk kompos

1 week ago 5

Jakarta (ANTARA) - Tanaman yang subur dan sehat tentu tak lepas dari perawatan yang tepat, salah satunya adalah pemberian pupuk. Di antara berbagai jenis pupuk yang tersedia, pupuk kompos menjadi pilihan favorit bagi banyak pecinta tanaman karena ramah lingkungan dan kaya nutrisi.

Namun, tahukah Anda bahwa pupuk kompos pun memiliki beberapa jenis yang berbeda? Masing-masing jenis memiliki keunggulan dan manfaat tersendiri bagi pertumbuhan tanaman.

Sebelum menggunakannya, ada baiknya memahami terlebih dahulu jenis-jenis pupuk kompos yang tersedia. Dengan begitu, Anda bisa menentukan jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Berikut ini beberapa jenis pupuk kompos yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Jenis-jenis pupuk kompos

1. Pupuk kompos cokelat

Jenis kompos ini berasal dari limbah organik berwarna cokelat seperti daun kering, serbuk gergaji, sekam padi, ranting pohon, kulit jagung, batang tanaman, jerami, dan kertas bekas.

Pupuk ini kaya akan kandungan karbon yang penting bagi kehidupan mikroorganisme dalam tanah. Kompos cokelat umumnya cocok digunakan untuk tanaman yang menghasilkan buah karena membantu proses pembungaan dan pembuahan.

2. Pupuk kompos hijau

Kompos hijau dihasilkan dari sisa sayuran, buah, dedaunan hijau, hingga kotoran hewan. Kandungan utamanya adalah nitrogen dan protein yang berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah.

Kompos ini membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, dan menjaga kelembapan. Dengan kandungan hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk ini mampu membuat tanah menjadi lebih subur dan gembur.

3. Vermikompos

Vermikompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh cacing tanah. Cacing-cacing ini mengonsumsi bahan seperti daun gugur, sisa tanaman, atau limbah dapur, lalu mengeluarkannya dalam bentuk kotoran yang disebut kascing. Istilah kascing mengandung nutrisi yang mudah diserap tanaman.

Proses pembuatannya dilakukan dalam wadah khusus yang diisi media seperti serbuk gergaji atau jerami, lalu dicampur dengan cacing sebagai agen pengurai alami.

4. Kompos cair

Berbeda dari kompos yang berbahan padat, kompos cair dibuat melalui pengomposan basah yang melibatkan proses aerob dan anaerob. Jenis pupuk ini lebih cepat diserap akar, terutama bila digunakan sebagai pupuk daun. Namun, penggunaannya harus sesuai takaran karena kelebihan dosis bisa menyebabkan daun tanaman layu. Kompos cair juga sering dipakai dalam sistem pertanian hidroponik.

5. Kompos aerob

Kompos ini diolah dengan melibatkan oksigen melalui proses biokimia dari bahan seperti sisa tanaman atau kotoran ternak. Waktu pembuatannya berkisar antara 40 sampai 50 hari, tergantung dari jenis bahan dan mikroba pengurai-nya. Kompos aerob termasuk jenis yang paling umum digunakan karena relatif mudah dibuat dan efektif memperbaiki kondisi tanah.

6. Kompos bokashi

Bokashi adalah pupuk fermentasi yang dihasilkan tanpa oksigen (anaerob), menggunakan bahan seperti sisa makanan, dedaunan, dan kotoran hewan. Prosesnya melibatkan mikroorganisme efektif (EM) yang terdiri dari bakteri, jamur, dan ragi.

Keunggulan bokashi adalah waktu produksinya yang cepat, sekitar dua minggu, serta kemampuannya mengolah bahan organik sulit terurai seperti limbah makanan berlemak tanpa menimbulkan bau menyengat.

7. Kompos bagase

Pupuk ini berasal dari limbah bagase, yaitu ampas tebu yang tersisa setelah sari patinya diambil. Karena teksturnya berserat dan keras, bagase perlu melalui proses komposting dengan bantuan oksigen dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.

Hasil akhirnya adalah kompos yang kaya akan unsur hara, berguna untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburannya, serta memperbesar kapasitas tanah dalam menyerap air dan udara.

Baca juga: Kenali perbedaan pupuk organik dan kimia

Baca juga: Ramah lingkungan dan kaya nutrisi, ini daftar manfaat kompos

Baca juga: Pengertian dan ciri-ciri kompos yang baik untuk tanaman

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |