Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan pentingnya integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sektor pendidikan dan mendukung BRICS untuk membahas isu tersebut secara serius.
Hal tersebut diungkapkannya dalam forum 12th BRICS Education Ministers Meeting, yang digelar di Brasilia, Brasil, beberapa waktu lalu.
"Integrasi AI dalam pendidikan bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal, meningkatkan efisiensi para pendidik, serta memperluas aksesibilitas layanan pendidikan," kata Menteri Brian melalui keterangan di Jakarta, Minggu.
Mendiktisaintek mengungkapkan bahwa Indonesia dengan sistem pendidikan terbesar ke-4 di dunia yang melayani lebih dari 50 juta siswa, 3,3 juta guru, dan 430 ribu sekolah, melihat urgensi untuk memanfaatkan AI guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Indonesia, jelasnya, telah mengambil langkah nyata dalam mengimplementasikan komitmen ini dengan melengkapi sekolah-sekolah dengan teknologi digital dan meluncurkan platform pembelajaran nasional berbasis AI yang disebut “Supperapp Rumah Pendidikan”, yang dirancang untuk memberikan akses layanan pendidikan yang terkurasi dan lebih personal bagi siswa, guru, dan sekolah.
"Kami menargetkan 50 persen dari lebih 100.000 sekolah di seluruh nusantara akan mengajarkan AI dan coding pada tahun 2028," tambahnya.
Baca juga: Mendiktisaintek tegaskan komitmen terhadap pendidikan pada forum BRICS
Dalam konteks pendidikan tinggi, Brian menegaskan Indonesia mendukung inisiatif untuk membangun ruang bersama di bidang pendidikan tinggi di seluruh negara BRICS.
"Kami percaya bahwa ini penting untuk memenuhi kebutuhan pasar talenta global yang semakin mobile dan kompetitif," ujarnya.
Secara khusus, Mendiktisaintek menekankan pentingnya kolaborasi bersama dalam tantangan perkembangan digital.
"Kami mendorong kolaborasi antar negara, khususnya dalam konteks BRICS, untuk berbagi praktik terbaik dan mendorong tata kelola yang bertanggung jawab dalam memanfaatkan potensi AI di bidang pendidikan," tutur Brian Yuliarto.
Diketahui, dalam pertemuan tersebut Mendiktisaintek beserta seluruh ketua delegasi negara BRICS sepakat bahwa integrasi AI harus dilakukan dengan bijaksana, dengan mempertimbangkan etika, inklusivitas, sensitivitas kebudayaan, dan perspektif yang berpusat pada manusia.
Brasil selaku ketua BRICS tahun 2025 memutuskan empat isu prioritas bidang pendidikan untuk dibahas. Keempat isu prioritas tersebut adalah AI bagi Pendidikan Dasar, Penguatan Aliansi kerja sama pendidikan dan pelatihan teknis serta kejuruan (TVET), asesmen dan pengakuan bersama dalam mendorong pendidikan lintas batas, serta ekspansi jejaring universitas BRICS.
Baca juga: Mendiktisaintek genjot peran vokasi majukan industri di Tanah Air
Baca juga: Mendiktisaintek tekankan dosen 3T jadi prioritas penerima beasiswa
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025