Menbud Fadli Zon tegaskan pentingnya HSBI dalam pemajuan budaya Islam

1 month ago 11

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya peran Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) dalam mengangkat ekspresi budaya Islam sebagai bagian integral dari kekayaan budaya nasional.

Menbud Fadli Zon dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, mengapresiasi HSBI, yang kini memasuki usia 69 tahun, berperan sebagai organisasi Islam untuk berdakwah melalui berbagai bentuk seni mulai tari, musik, sastra, lukis, hingga teknologi informasi.

“Ini membuktikan bahwa HSBI secara konsisten membangun peradaban yang bermartabat melalui bahasa, sastra, seni, arsitektur, dan musik yang Islami. HSBI menjadi penjaga nilai-nilai Islami dalam ekspresi budaya, memastikan seni dan tradisi tetap selaras dengan ajaran syariat,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon menuturkan bahwa seni dan budaya adalah cermin peradaban suatu bangsa. Dalam perspektif Islam, seni bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana dakwah, penguat akhlak, dan pengikat persaudaraan.

Baca juga: Menbud harap orkestra GBN dan musiknya jadi motor pemersatu bangsa

Indonesia sebagai negara yang majemuk memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk warisan seni bernuansa Islami yang telah tumbuh dan berkembang sejak berabad-abad lalu. Menbud juga menekankan bahwa kebudayaan Islam di Indonesia berkembang secara damai dan akomodatif, dengan akulturasi yang kuat terhadap budaya lokal.

“Islam di Indonesia masuk melalui jalur damai melalui perdagangan, seni, sastra, dan musik. Proses akulturasi ini menjadi kekuatan utama ekspresi budaya Islam di Indonesia,” Fadli Zon menjelaskan.

Menbud Fadli mengajak agar seni dijadikan bahasa universal yang mampu mempersatukan umat dan bangsa serta menjadi media dakwah yang menyentuh hati.

Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan mendukung penuh upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya Islam, termasuk program pembinaan, pelatihan, dan promosi karya para seniman.

Sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan para pelaku seni adalah kunci untuk memastikan seni budaya Islam terus hidup, berkembang, dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Menbud Fadli Zon selaku Ketua Umum HSBI juga menyoroti sejarah panjang HSBI sebagai organisasi yang konsisten mewadahi seni dan budaya Islam sejak berdiri pada 24 September 1956.

Didirikan oleh H. Abdullah Aidid, HSBI telah memainkan peran penting dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan seni Islami, seperti pementasan drama kolosal “Titik Terang” pada 1961 dalam rangka Maulid Nabi yang ditampilkan dengan latar 15 ekor kuda dan ditonton oleh sekitar 30.000 orang.

Selanjutnya, pada 1963 diadakan “Pesta Penjair Islam”, yang diikuti pemuda dari berbagai organisasi Islam, seperti PMII, HMI, GPII, PNU, PII, Pemuda Anshor, dan Pemuda Muhammadiyah, yang menandai kolaborasi lintas komunitas keagamaan.

Pengurus HSBI periode 2024–2029 di antaranya Anggota DPD RI Alfiansyah "Komeng" sebagai Dewan Penasehat HSBI; Ketua Bidang Film dan Sinetron, Adi Bing Slamet; Ketua Bidang Komedi Rudi Sipit; Ketua Dewan Pengawas Sharifuddin Husein; dan Anggota Dewan Pakar Asma Nadia.

Baca juga: Kemenbud canangkan pemajuan budaya Islam lewat Santri Film Festival

Baca juga: Buka Ngaji Budaya, Menag: Muharam sarana penajaman nurani umat Islam

Baca juga: PBNU: Islam aswaja rangkul perbedaan budaya

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |