Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta para santri dan pesantren di seluruh Indonesia menjadi pelopor transformasi sosial di tengah masyarakat.
“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan penggerak perubahan sosial,” ujar Menag saat memberi pesan kunci dalam ajang Pesantren Award 2025 di Jakarta, Senin.
Menurut Nasaruddin, pesantren memiliki posisi strategis dalam membangun peradaban bangsa. Nilai-nilai yang diajarkan di pesantren seperti keikhlasan, kesederhanaan dan cinta tanah air merupakan fondasi penting dalam membentuk masyarakat yang berkarakter dan berkeadaban.
“Santri dan pesantren harus mampu menjadi motor penggerak masyarakat menuju kehidupan yang lebih maju dan berkeadilan,” kata dia.
Menag juga menegaskan bahwa dunia pesantren kini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk dalam bidang teknologi, ekonomi dan sosial kemasyarakatan, tanpa meninggalkan akar tradisinya.
“Pesantren memiliki kekuatan besar, karena di dalamnya tumbuh nilai-nilai kebersamaan dan kemandirian. Kekuatan inilah yang harus terus dijaga dan dikembangkan agar pesantren mampu menjadi agen transformasi sosial di era modern,” kata dia.
Melalui Pesantren Award 2025, Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada kepala daerah, pesantren, dan santri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan dunia pesantren dan masyarakat sekitar.
Menag berharap penghargaan ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga menjadi semangat baru bagi seluruh pesantren untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi bangsa.
“Kita ingin pesantren terus menjadi pusat peradaban yang melahirkan generasi berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global,” kata Menag.
Baca juga: Menag: Kurikulum cinta perlu jadi pedoman demi kehidupan yang kokoh
Baca juga: Menag minta kampus keagamaan hidupkan kembali ilmu-ilmu Islam klasik
Baca juga: Menag ingatkan semua pihak agar tak mengusik kehidupan pesantren
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.