Memupuk asa, mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia

1 month ago 16

Jakarta (ANTARA) - Tahun 2024 bisa dibilang menjadi tahun yang cukup campur-aduk bagi bulu tangkis Indonesia. Sepanjang tahun, wakil Merah-Putih hanya mampu membawa pulang 12 gelar juara pada turnamen-turnamen BWF dengan level Super 300 ke atas.

Hal tersebut lumayan membuat pecinta olahraga ini terpukul, mengingat tahun ini merupakan periode yang krusial bagi para pebulutangkis kebanggaan untuk mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

Pada awal tahun, dahaga gelar juara pada sektor ganda putra diakhiri oleh Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di turnamen Super 500 Indonesia Masters pada bulan Januari. Kala itu, Leo/Daniel masih dalam persaingan untuk memperebutkan tiket menuju Olimpiade Paris, walaupun pada akhirnya harus kandas karena mengakhiri pengejaran poin di posisi 13.

Dua bulan setelahnya, angin segar datang dari Birmingham, Inggris, di mana dua wakil Indonesia memboyong gelar juara dan satu gelar runner-up pada turnamen Super 1000 All England Open.

Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil mempertahankan gelar juara All England Open dan membuat posisi mereka semakin aman untuk lolos ke Paris.

Lebih lanjut, Jonatan Christie mengakhiri puasa gelar sektor tunggal putra Indonesia di turnamen prestisius itu setelah penantian tiga dekade lamanya, setelah menang atas kompatriot Anthony Sinisuka Ginting.

Tak hanya menjadi pertama kalinya sejak tahun 1994 saat Hariyanto Arbi meraih gelar tersebut di All England, ini juga menandai pertama kalinya Jonatan lolos sebagai finalis dan membawa pulang gelar juara turnamen BWF Super 1000.

Pebulutangkis putra Indonesia Jonatan Christie ketika menghadi Pebulutangkis putra India Lakshya Sen pada partai semifinal All England Open 2024, Sabtu dinihari WIB (17/3/2024). ANTARA/HO-PBSI/pri. (ANTARA/HO-PBSI)

Baca juga: Juarai All England dan Kejuaraan Asia bawa Jonatan ke tiga besar dunia

Tren positif Jonatan kembali berlanjut satu bulan setelahnya, ketika ia keluar sebagai Juara Asia 2024.

Namun, masa romantis itu tidak bertahan lama, karena tak sedikit langkah dari para pebulutangkis andalan malah terhenti di babak-babak awal rangkaian turnamen yang padat.

Meski demikian, nama-nama baru mampu mengisi kekosongan tersebut. Sebut saja ganda putri Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose dan Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto yang masing-masing menjuarai turnamen Super 300 Orleans Masters dan Swiss Open.

Ganda putri pelapis, yang kini menjadi ganda putri nomor satu Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi juga tampil konsisten dengan menjadi juara Australian Open dan Taipei Open, serta beberapa kali keluar sebagai runner-up.

Pun dengan tunggal putri Putri Kusuma Wardani yang semakin percaya diri dengan menjuarai Korea Masters serta beberapa kali membawa pulang gelar runner-up.

Selain itu, pasangan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari juga menunjukkan daya juang untuk lolos ke Paris dengan menjuarai Spain Masters, dan beberapa kali keluar sebagai runner-up dan semifinalis.

Rangkaian turnamen menuju Paris pun mengantarkan enam wakil Indonesia yang lolos Olimpiade, yaitu Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri), dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran).

Gregoria menjadi satu-satunya penyumbang medali dari cabang bulu tangkis, melalui medali perunggu.

Baca juga: Resiliensi Gregoria yang berbuah manis di Paris

Selanjutnya: Turnamen beregu

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |