Maluku kini bidik medali emas PON Bela Diri dari karate dan wushu

5 hours ago 1

Ambon (ANTARA) - Maluku memaksimalkan karate dan wushu untuk mendulang medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri 2025 setelah mengumpulkan enam medali dari silat dan kempo.

"Kini harapan besar tertuju pada dua cabor tersisa untuk kembali menambah pundi-pundi medali bagi Maluku,” kata Wakil Ketua Umum II Bidang Organisasi, Hukum dan Humas KONI Maluku, Roy J. Mongie dalam keterangan yang diterima di Kudus, Jawa Tengah, Kamis.

Roy mengapresiasi perjuangan atlet-atlet Maluku yang telah menorehkan prestasi pada PON Beladiri 2025.

“Kita doakan, karate dan wushu juga dapat menyumbangkan medali mengikuti jejak silat dan kempo,” ujar Roy.

Sementara itu, Komando Pengendali Kontingen PON Beladiri 2025 Albertus Fenanlampir mengatakan peluang Maluku menambah medali masih terbuka, meski tidak mudah.

“Saya tidak bisa jamin dapat medali emas untuk dua cabang olahraga ini. Tapi semua kemungkinan itu tetap ada,” ujarnya.

Baca juga: Karate, wushu, dan jiu-jitsu jadi penutup PON Bela Diri

Albertus mengatakan secara ilmiah kondisi fisik atlet Maluku dalam dua cabang olahraga itu masih perlu peningkatan, khususnya Vo₂ Max atau kapasitas oksigen maksimal.

“Rata-rata Vo₂ Max atlet kita cuma berkisar 28–30, padahal seorang atlet terlatih butuh minimal 55 untuk putri dan 60 untuk putra,” kata dia.

Namun performa atlet tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik, tetapi juga aspek psikologis dan spiritual, kata dia lagi.

Albertus optimistis semangat juang dan motivasi menjadi kunci membuka peluang prestasi seperti telah ditunjukkan atlet silat dan kempo.

"Karena sejatinya, keikutsertaan di PON bukan semata untuk medali, tapi juga menjadi ajang menambah pengalaman dan jam terbang bagi atlet-atlet Maluku,” tutupnya.

Baca juga: PON Bela Diri: Jakarta dekati perolehan medali Jawa Barat

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |