Bandarlampung (ANTARA) - Tim mahasiswa Teknik Biomedis Institut Teknologi Sumatera (Itera) merancang dan mengembangkan alat ukur Volume Oksigen Maksimal (VO2 Max) yang terintegrasi dengan sistem deteksi dini gejala asma.
"VO2 Max merupakan indikator utama dalam menilai tingkat kebugaran seseorang, terutama bagi atlet dan individu yang aktif secara fisik," kata mahasiswa Itera Nisa Fadila, di Provinsi Lampung, Jumat.
Ia mengatakan bahwa alat yang dikembangkan bersama Safa Airlicia Vanderly tidak hanya mengukur kapasitas maksimal tubuh dalam memanfaatkan oksigen tetapi juga mendeteksi pola pernapasan yang tidak normal, sehingga dapat menjadi sistem peringatan dini bagi penderita asma.
"Teknologi dan cara kerja perangkat ini menggunakan sensor oksigen (O₂), karbon dioksida (CO₂), dan tekanan diferensial untuk mengukur kadar gas pernapasan serta tekanan udara saat seseorang bernapas," kata dia.
Baca juga: Itera berdayakan masyarakat kembangkan ekowisata berkelanjutan
Kemudian, lanjut dia, data yang diperoleh akan diproses melalui modul pengolahan data untuk menghitung nilai VO2 Max dan mengidentifikasi pola pernapasan yang tidak wajar.
"Jika terdeteksi indikasi gejala asma, sistem akan memberikan peringatan dini sehingga pengguna dapat segera mengambil langkah pencegahan," kata dia.
Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan fitur penyimpanan data yang memungkinkan pengguna memantau perkembangan kondisi pernapasan mereka dari waktu ke waktu.
"Data yang tersimpan dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak tambahan, sehingga hasilnya dapat dijadikan referensi bagi tenaga medis dalam proses diagnosis dan perawatan pasien," katanya.
Baca juga: Itera kembangkan teknologi pendeteksi kerusakan rel kereta
Mahasiswa Itera lainnya yang terlibat dalam pengembangan alat ini Safa Airlicia mengatakan bahwa dengan antarmuka yang intuitif dan tampilan hasil pengukuran yang mudah dipahami, alat ini diharapkan dapat digunakan secara luas baik dalam dunia medis maupun olahraga.
"Tidak hanya untuk individu, inovasi ini juga berpotensi digunakan dalam penelitian medis dan epidemiologi terkait kebugaran serta gangguan pernapasan," kata dia.
Ia mengatakan dengan adanya fitur deteksi dini, mereka ingin memberikan solusi yang tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga preventif, sehingga masyarakat bisa lebih sadar akan kondisi pernapasannya.
"Dengan akurasi tinggi dan kemampuan deteksi dini, alat ukur VO2 Max ini diharapkan menjadi standar baru dalam pemantauan kesehatan pernapasan. Inovasi ini sejalan dengan perkembangan teknologi kesehatan modern yang menitikberatkan pemantauan realtime dan intervensi dini guna meningkatkan kualitas hidup penggunanya," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Itera kembangkan alat deteksi kelainan tulang belakang
Pengembangan alat ukur volume oksigen maksimal (VO2 Max) yang di rancang oleh Nisa Fadila dan Safa Airlicia tersebut di bawah bimbingan dosen Rudi Setiawan, S.T., M.T dan Al Barra Harahap, S.Si., M.Si.
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025