Bandung (ANTARA) - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Aceng Malki mengusulkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dikelola mandiri oleh kantin-kantin di sekolah dan pondok pesantren, hingga oleh ibu-ibu kader posyandu.
Hal ini, katanya, mengingat jumlah korban keracunan yang terkait program MBG di Jabar tercatat tertinggi dibandingkan provinsi lain.
"Saya menyarankan MBG dikelola langsung oleh sekolah. Ya, dibuat SPPG atau dapur MBG-nya di sekolah, di kantin sekolah saja. Biar juga lingkungan sekolah berdaya, dan mereka lebih paham apa yang dibutuhkan dan diinginkan muridnya," kata Aceng di Bandung, Rabu.
Menurut dia, selain karena pihak sekolah atau satuan pendidikan lainnya lebih memahami karakter anak didiknya, pengelolaan MBG langsung di sekolah dinilai lebih terjamin keamanannya, kebersihannya, serta lebih efektif karena yang dikelola hanya di satu sekolah itu saja.
Aceng menilai, dengan dapur MBG yang skalanya dibuat lebih kecil dan dikelola langsung oleh sekolah atau lembaga pendidikan dengan pengawasan dinas kesehatan dan dinas pendidikan setempat, akan menjadi solusi efektif program ini.
Baca juga: BGN: 10 bulan berjalan, MBG telah serap ratusan ribu tenaga kerja
"Kalau bisa, dapurnya tidak sampai ribuan porsi, cukup untuk 500-1.000 anak per dapur, misalnya di kantin sekolah atau pesantren. Dengan begitu, pengawasannya lebih mudah dan masyarakat sekitar juga memang bisa lebih berdaya," ucapnya.
Diketahui, jumlah korban keracunan terkait MBG sejak awal tahun ini telah mencapai lebih dari 11.000 orang, menurut data Kementerian Kesehatan per 5 Oktober 2025.
Sementara menurut data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) jumlah korban keracunan proyek MBG per 12 Oktober 2025 menembus 11.566 anak.
Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji merinci, apabila dihitung sejak Januari hingga 12 Oktober 2025, provinsi dengan jumlah korban keracunan MBG tertinggi adalah Jawa Barat dengan 4.125 korban.
Kemudian disusul Jawa Tengah 1.666 korban dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 1.053 korban. Sementara itu di Jawa Timur tercatat ada 950 korban dan Nusa Tenggara Timur sejumlah 800 korban.
Baca juga: Gubernur minta kepala daerah tetapkan lokasi pembangunan SPPG 3T
Baca juga: Kareg Kepri: Dapur MBG di wilayah 3T layani maksimal 1.000 penerima
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































