Ambon (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Geser, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), melatih warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk memanfaatkan limbah botol plastik bekas dan bambu sebagai pengganti netpot guna penanaman kangkung cabut (Ipomoea aquatica) dengan metode hidroponik.
Kepala Lapas Kelas III Geser, Mulyo Utomo dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Sabtu, mengatakan kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Lapas Geser dalam memberi ruang bagi warga binaan untuk mengembangkan kreativitas sekaligus mendukung program ketahanan pangan yang dicanangkan Kementerian Hukum dan HAM melalui 13 program akselerasi.
“Kali ini bukan hanya bambu yang dimanfaatkan sebagai wadah instalasi, tetapi netpotnya kami modifikasi dengan memanfaatkan limbah botol plastik. Paradigma di Lapas Geser adalah mengubah barang yang biasanya dianggap limbah menjadi sesuatu yang bernilai guna. Tujuannya untuk merangsang kreativitas warga binaan dan memberikan bekal keterampilan selama masa pembinaan,” kata dia.
Ia menambahkan, tahap kegiatan saat ini adalah pemindahan benih kangkung sekaligus penambahan nutrisi pada instalasi bambu hidroponik ke instalasi yang terbuat dari botol plastik.
Baca juga: Lapas Ambon latih WBP produksi batako untuk kemandirian
Proses tersebut bertujuan mempercepat imbibisi, yaitu penyerapan air oleh benih yang mengaktifkan enzim dan metabolisme sehingga benih lebih cepat berkecambah.
Mnurutnya, pemanfaatan hidroponik tidak hanya memberikan keuntungan lingkungan, tetapi juga menjadi sarana pendidikan dan pelatihan pertanian modern bagi warga binaan.
“Dengan hidroponik, warga binaan bisa belajar pertanian bersih, sehat, dan efisien di lahan terbatas. Selain itu, kegiatan ini juga membuka peluang usaha agribisnis sederhana yang dapat mereka kembangkan setelah bebas. Kami berharap pembinaan kreatif seperti ini berdampak positif menuju reintegrasi sosial yang berkelanjutan,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, menyambut positif inisiatif ini dan menegaskan pentingnya pemberdayaan warga binaan melalui pembinaan yang humanis.
“Kegiatan semacam ini adalah ruang berkolaborasi untuk menciptakan ide inovatif dalam menunjang proses pembimbingan dan pelayanan, sehingga sistem Pemasyarakatan dapat berjalan optimal,” pungkasnya.
Baca juga: 343 WBP Lapas Narkotika Pangkalpinang ikuti Pilkada Ulang
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.