Lamsel jadikan lahan 1.019 hektare jadi kawasan pertanian modern

23 hours ago 1

Lampung Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) setempat mengembangkan dan membangun lahan seluas 1.019 hektare di Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro menjadi kawasan pertanian modern.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas TPH-Bun Lampung Selatan, Mugiono, di Kalianda, Rabu, mengatakan pengembangan kawasan pertanian modern di Desa Trimomukti itu dirancang sebagai pilot project pertanian cerdas (smart farming) yang akan menjadi percontohan untuk wilayah lain di Lampung Selatan.

“Kita ingin menjadikan Trimomukti sebagai kawasan pertanian modern yang terintegrasi dan berkelanjutan,” kata dia.

Menurutnya, program pembangunan kawasan pertanian modern tersebut, didukung langsung oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Baca juga: BPPSDMP dorong penerapan smart farming majukan pertanian dalam negeri

Baca juga: Sistem budi daya udang berkelanjutan RI diminati investor Jepang

Ia menyampaikan konsep pertanian modern yang dikembangkan tidak hanya mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian, tetapi juga tata kelola infrastruktur penunjang seperti jalan usaha tani, sistem irigasi fungsional, hingga ketersediaan listrik untuk operasional petani.

Oleh karena itu, diharapkan seluruh proses pertanian mulai dari pengolahan lahan hingga panen dapat berjalan lebih efisien, modern, dan ramah lingkungan.

“Saat ini salah satu fokus utama adalah pembenahan sistem irigasi. Karena saluran irigasi di wilayah itu tidak berfungsi dengan baik. Kemudian penyediaan listrik untuk mendukung operasional sumur bor dan pompa air,” ucapnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Kementerian Pertanian RI, Hermansyah, menyebut Desa Trimomukti dipilih karena dinilai memiliki kesiapan dari segi teknis dan sosial untuk menjadi zona pertanian berbasis teknologi.

“Setelah berdiskusi dengan Bupati Egi dan jajaran dinas terkait, kami sepakat menjadikan Trimomukti sebagai smart farming zone yang akan menjadi model nasional,” ujar Hermansyah.

Kementerian Pertanian RI telah menyalurkan tiga unit combine harvester dan dua unit rotary tiller di Desa Trimomukti, serta hingga saat tim Kementerian Pertanian tengah melakukan pemetaan menyeluruh guna menyesuaikan kebutuhan alsintan serta infrastruktur berdasarkan karakteristik lahan.*

Baca juga: Mahasiswa UMM kembangkan "smart farming" bagi petani kopi

Baca juga: Unja terapkan "smart farming" berbasis PLTS pada kelompok tani Jambi

Pewarta: Riadi Gunawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |