Lampu lalu lintas pintar lindungi migrasi antelop Tibet

1 month ago 17

Xining (ANTARA) - Pada awal musim panas, para pengemudi di ruas Jalan Raya Nasional 109 di Prefektur Otonom Etnis Tibet Yushu, Provinsi Qinghai, China barat laut, kerap menjumpai pemandangan unik, yaitu kawanan antelop Tibet menyeberangi jalan yang ramai.

Menjadi wujud keharmonisan antara alam dan aktivitas manusia, kendaraan di jalan raya pun menepi dan menunggu dengan sabar, menghentikan sejenak arus lalu lintas agar hewan-hewan tersebut dapat melintas dengan aman.

Baru-baru ini, sebuah "penjaga seluler" berteknologi tinggi bergabung dalam keharmonisan ini.

Dipasang di tepi jalan, alat ini dikendalikan dari jarak jauh oleh staf khusus yang menyesuaikan tinggi dan sudutnya, memperbesar dan memperkecil gambar, serta dengan cermat merekam seluruh proses menyeberang jalan yang dilakukan para antelop.

Setiap tahun pada bulan Mei hingga Juli, antelop betina dari daerah seperti Sanjiangyuan di Qinghai, Qiangtang di Daerah Otonom Xizang di China dan Pegunungan Altun di Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut, menempuh jarak ratusan kilometer untuk melahirkan di jantung Cagar Alam Nasional Hoh Xil, dan banyak di antaranya harus menyeberangi Jalan Raya Nasional 109 yang ikonis.

Perangkat seluler yang bertugas untuk mengawasi migrasi antelop ini merupakan bagian dari platform manajemen cerdas untuk mitigasi konflik manusia-satwa liar, yang merupakan hasil dari proyek penelitian dan pengembangan nasional utama.

Kepala proyek sekaligus peneliti di Institut Biologi Dataran Tinggi Barat Laut (Northwest Institute of Plateau Biology/NWIPB) di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) Lian Xinming menjelaskan bahwa Platform ini memanfaatkan sinyal lalu lintas yang dapat dengan mudah dipahami pengemudi, yang secara efektif menunjukkan kapan mereka dapat melanjutkan perjalanan atau berhenti, yang dapat meminimalkan dampak migrasi antelop terhadap lalu lintas jalan raya dan secara efisien menghindari risiko tabrakan.

"Sejauh ini, proyek kami telah mengumpulkan data dari 28 kelompok antelop yang menyeberang jalan selama migrasi mereka dari habitat musim dingin ke habitat untuk berkembang biak," kata Lian.

Dengan menggunakan rekaman video dari perangkat seluler, para peneliti menganalisis skala dan kecepatan setiap kawanan antelop untuk menentukan korelasi antara keduanya, memberikan dukungan data untuk respons lampu lalu lintas yang cepat.

Saat platform mendeteksi adanya antelop yang mendekati jalan, perangkat itu akan mengirim peringatan dini kepada staf di stasiun perlindungan terdekat, mengingatkan mereka untuk mengarahkan lalu lintas.

Sementara itu, papan reklame elektronik di kedua sisi jalur menampilkan pesan seperti Antelop Tibet sedang menyeberang di depan, harap kurangi kecepatan. Setelah antelop terakhir lewat, platform akan meminta kendaraan untuk melanjutkan perjalanan.

Lian mengatakan bahwa dalam situasi di mana beberapa antelop tidak menyeberang jalan, melainkan hanya menyeberang hingga ke tengah jalan atau berbalik arah setelah mulai menyeberang, platform ini juga mengandalkan analisis data dan pengenalan AI untuk menilai dengan cepat niat hewan untuk menyeberang, dan untuk mencegah kecelakaan antara kendaraan dan kawanan.

Gagasan untuk mengembangkan lampu lalu lintas untuk migrasi antelop di Cagar Alam Nasional Hoh Xil sudah ada di benak para ilmuwan selama dua dekade.

Pada Juni 2004, berkat seruan dari organisasi lingkungan nonpemerintah Green River dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, lampu lalu lintas pertama di China untuk satwa liar dipasang di Jalan Raya Qinghai-Xizang.

Yang Xin yang memprakarsai proyek ini, ingat bahwa setiap kali petugas di titik pengamatan mendengar perintah pada walkie-talkie, mereka akan menyalakan lampu lalu lintas di kedua sisi jalan raya tempat antelop akan menyeberang. Polisi lalu lintas kemudian akan memberi sinyal kepada mobil untuk menepi menggunakan isyarat lalu lintas standar.

Saat ini, dengan kemajuan China dalam hal mesin cerdas dan bidang teknologi lainnya, lampu lalu lintas manual tersebut telah disempurnakan menjadi sistem yang lebih cerdas.

Platform manajemen ini diperkirakan akan mulai digunakan pada 2027. Lian mengatakan bahwa pada saat itu dengan bantuan lampu lalu lintas pintar, jalur kehidupan bagi antelop yang bermigrasi untuk berkembang biak dan melahirkan anak-anaknya akan beroperasi dengan lebih aman dan lancar.

Di bawah perlindungan negara kelas satu di China, antelop Tibet yang pernah berstatus terancam punah sebagian besar ditemukan di Xizang, Qinghai, dan Xinjiang. Populasi spesies ini telah meningkat selama tiga dekade terakhir berkat larangan perburuan liar dan langkah-langkah yang diterapkan untuk memperbaiki habitat.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |