KSPSI dorong efisiensi perizinan perkuat investasi dan industri

15 hours ago 6
Di dunia industri Indonesia, ada daftar urutan hambatan investasi. Hambatan nomor satu itu masalah regulasi, mulai dari perizinan, perpajakan, pengadaan tanah, macam-macam

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat menyatakan mendukung upaya pemerintah untuk melakukan efisiensi perizinan, sehingga lebih menarik minat investasi dan memperkuat industri domestik.

"Di dunia industri Indonesia, ada daftar urutan hambatan investasi. Hambatan nomor satu itu masalah regulasi, mulai dari perizinan, perpajakan, pengadaan tanah, macam-macam,” kata dia dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Disampaikannya, tingginya realisasi investasi di Indonesia sepanjang kuartal I 2025 harus bisa dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan daya beli dan mensejahterakan masyarakat.

Untuk mewujudkan itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi kemudahan bagi investor untuk bisa memulai kegiatan bisnis.

Jumhur berpendapat, dari realisasi investasi tersebut, turut menjadi momentum bagi pemerintah untuk lebih memangkas perizinan, sehingga semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh industri, dan mengurangi jumlah pengangguran.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya sangat percaya pemerintah bisa merealisasikan misi mensejahterakan rakyat. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto sangat mengedepankan dialog dengan semua elemen rakyat untuk membangun Indonesia.

Selain itu, pertengahan 2024 lalu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) merilis hasil riset yang menyebutkan cost of doing business atau biaya yang dikeluarkan untuk berbisnis pengusaha di Indonesia paling tinggi dibandingkan empat negara tetangga lainnya yaitu Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Biaya tinggi yang dikeluarkan pengusaha di antaranya untuk membayar logistik, serta bunga pinjaman bank. Biaya logistik Indonesia mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 13 persen serta tertinggal jauh dari Singapura yang hanya 8 persen.

Kemudian suku bunga kredit di Indonesia berkisar antara 8-14 persen, lebih tinggi dari empat negara lainnya yang hanya 4-6 persen.

“Biaya logistik turunin, bayar bunga bank jangan ketinggian. Kasihan pengusaha. Dia pinjam duit untuk modal harus bayar bunga 14-15 persen,” kata Jumhur.

Bunga tinggi yang diminta perbankan sebagai syarat pemberian kredit, menurut dia, adalah salah satu contoh hal tidak produktif.

"Negara tetangga bisa cuma 6-7 persen, lalu kenapa bunga bank di Indonesia harus sampai 13-15 persen untuk UMKM dan lain-lain. Jadi keuntungan sebagian besar diambil untuk hal-hal yang nggak produktif. Tapi kalau itu dikembalikan ke perusahaan, dikembalikan ke buruh, itu menjadi daya beli dan jadi penghidupan lagi bagi yang lain,” katanya.

Kementerian Investasi dan Hiliriasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi selama periode Januari–Maret 2025 atau kuartal I, mencapai Rp465,2 triliun. Angka tersebut meningkat 15,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp401,5 triliun.

Baca juga: KSPSI: Satgas PHK berada di tahap diskusi awal pemerintah

Baca juga: KSPSI sarankan agar pemerintah bangun kebersamaan hadapi tarif AS

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |