Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan memberikan tips kepada pembeli untuk mengetahui ayam gelonggongan, dengan cara mengangkat dan melihat banyaknya air yang keluar dari ayam itu.
"Kalau ayamnya diangkat dan airnya tidak banyak yang menetes, ya berarti dia tidak gelonggongan," kata Kepala Sudin KPKP Jaksel Hasudungan A. Sidabalok kepada wartawan di Jakarta, Jumat, menyusul ditemukannya ayam gelonggongan di Pasar Kebayoran Lama.
Tips lainnya, yakni pembeli bisa mengecek daging ayam sebelum membeli dengan meraba daging ayam apakah basah atau pun lembap.
Baca juga: Warga bisa terkontaminasi bakteri jika konsumsi ayam gelonggongan
Selain memastikan ayam harus dalam kondisi kering, kata dia, ayam yang sudah disuntik memiliki bau amis dan kulit juga lebih licin.
Lalu, saat dimasak dengan direbus atau goreng, maka ayam gelonggongan akan menyusut atau mengecil secara drastis.
"Kalau misalnya digoreng itu air itu benar-benar nyiprat," tambahnya.
Sementara, Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti menambahkan ciri ayam gelonggongan bisa dilihat dengan adanya bekas suntikan.
Baca juga: Omzet penjualan ayam gelonggongan di Jaksel capai Rp10 juta/hari
"Apabila dia lihat secara detail, di situ yang kami temukan di lapangan ada bekas suntikan," ucap Bima.
Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan menyebutkan bahwa warga bisa terkontaminasi bakteri jika mengonsumsi ayam gelonggongan.
Polisi menangkap pembuat ayam gelonggongan berinisial S (31) di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dalam rangka operasi satuan tugas (satgas) pangan menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.
Baca juga: Polisi tangkap pembuat ayam gelonggongan di Jakarta Selatan
Penangkapan itu terjadi pada Kamis (27/2) dini hari pukul 00.41 WIB.
Pada awalnya, petugas mendapatkan informasi dari masyarakat tentang keberadaan pelaku tindak pidana produksi ayam potong diisi dengan air.
Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan omzet penjualan ayam gelonggongan yang diterima oleh pelaku berinisial SY saat melakukan aksinya di Pasar Kebayoran Lama, mencapai Rp10 juta per hari.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025