Kudus (ANTARA) - Kontingen Jawa Tengah mampu mendominasi perolehan medali di cabang olahraga (cabor) sambo PON Bela Diri Kudus 2025 dengan mengoleksi 16 medali, meliputi lima emas, empat perak, dan tujuh perunggu.
"Alhamdulillah perolehan medali di cabor sambo bisa melampaui target, sehingga sungguh di luar ekspektasi kami," kata Pelatih Sambo Kontingen Jateng Sunoto di Kudus, Rabu.
Pada awalnya, kata dia, target di cabang olahraga sambo hanya lima medali emas. Tetapi hingga berakhirnya pertandingan sambo pada Selasa (21/10), tercatat 16 medali yang diperoleh, baik emas, perak, maupun perunggu.
Sunoto menjelaskan pada ajang PON Bela Diri Kudus 2025 ini Jateng menurunkan 19 atlet.
Hasil positif tersebut tidak lepas dari komposisi tim yang merupakan hasil seleksi ketat pasca PON Aceh–Sumut 2024, ditambah hasil evaluasi dari Pra Porprov sebelumnya.
Baca juga: Hampir seluruh provinsi raih medali di PON Bela Diri Kudus 2025
Menurut Sunoto kunci dominasi Jateng di cabang sambo, yakni strategi mencari peluang di nomor combat, di mana daerah lain cenderung lebih kuat di nomor sport (bantingan).
Meskipun sudah mendominasi perolehan medali, menurut dia, masih banyak hal yang harus dievaluasi, terutama teknik bantingan masih kurang kuat.
"Jika saja tidak ada kelemahan tersebut, medali emas yang kami peroleh bisa lebih banyak karena beberapa atlet yang masuk final di hari terakhir selisih nilainya sedikit. Bahkan, medali emas yang diraih ada yang di luar nomor yang ditargetkan," ujarnya.
Nantinya, kata dia, hasil PON Bela Diri ini akan menjadi bahan evaluasi untuk persiapan PON NTB-NTT 2028, termasuk melihat hasil Porprov Jateng nantinya.
Dari hasil PON Bela Diri Kudus dan Porprov Jateng, kata dia, nantinya ada seleksi daerah, sehingga akan mengerucut atlet yang dipersiapkan untuk PON NTB-NTT.
Baca juga: Pesilat Lampung raih dua medali emas PON Bela Diri 2025
Baca juga: KONI: Dari PON Bela Diri diharap lahir atlet berprestasi di Olimpiade
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.