Jakarta (ANTARA) - Konsulat Republik Indonesia Tawau mendistribusikan daging kurban kepada warga negara Indonesia dan pekerja migran di Tawau, Malaysia, Sabtu.
Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, dalam keterangannya yang diterima, di Jakarta, Sabtu, menyampaikan harapan agar kegiatan kurban saat Idul Adha dapat mempererat hubungan antara Perwakilan RI dan masyarakat Indonesia di Tawau, sekaligus menjaga semangat spiritual dan sosial Idul Adha sebagai perekat bangsa di negeri Jiran.
Kegiatan diawali dengan melaksanakan Shalat Idul Adha di halaman Konsulat RI Tawau.
Bertindak sebagai khotib dan imam Shalat Idul Adha 1446 Hijriah adalah Ustadz Abdurahman Saleh atau biasa dipanggil Ustadz Tahang.
Baca juga: 510 warga Natuna nikmati daging sapi kurban Presiden Prabowo
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Sumbagut salurkan ratusan ekor hewan kurban
Selanjutnya dilakukan penyembelihan satu ekor sapi kurban sebagai bentuk ibadah dan kepedulian terhadap sesama warga negara Indonesia di perantauan, di Jalan Kelapa, Tawau, di mana banyak warga Indonesia bermukim.
Kegiatan kurban yang dilaksanakan Konsulat RI Tawau ini menjadi bentuk nyata solidaritas dan kebersamaan di antara jajaran staf Konsulat dan anggota keluarga serta masyarakat Indonesia di Tawau.
Hewan kurban yang disembelih berasal dari hasil urunan tujuh home staf Konsulat, yang secara sukarela berpartisipasi dalam ibadah tahunan ini.
Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hari Raya Idul Adha bukan sekadar perayaan ritual, melainkan momentum untuk menguatkan nilai-nilai keikhlasan, gotong royong, dan kepedulian sosial, terutama di tengah kehidupan masyarakat Indonesia di luar negeri.
"Semangat berkurban ini menjadi simbol kebersamaan yang sangat relevan dengan semangat gotong royong bangsa kita. Saya berharap, kurban ini dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi saudara-saudara kita, khususnya WNI yang tinggal dan bekerja di wilayah Tawau dan sekitarnya," ujar Konsul Aris Heru Utomo.
Ia juga menegaskan bahwa nilai-nilai pengorbanan dan kepedulian yang tercermin dalam Idul Adha sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan persaudaraan yang tetap harus kita junjung tinggi, sebagaimana juga tercermin dalam dasar negara Pancasila, di mana pun warga Indonesia berada.
Sementara itu Ustadz Tahang dalam khutbahnya menyampaikan mengenai makna pengorbanan dalam meraih kesuksesan.
Mengutip pepatah Melayu yang menyebutkan ”Tiada kejayaan semanis madu tanpa pengorbanan sepahit empedu”, khotib mengingatkan bahwa keberhasilan yang manis dan membahagiakan (semanis madu) tidak akan pernah tercapai tanpa melalui perjuangan, kerja keras, dan pengorbanan yang pahit dan sulit (sepahit empedu).
Karena itu, melalui Idul Adha, kaum Muslim diingatkan akan pengorbanan dan keikhlasan yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS serta istrinya Siti Hajar untuk mendapatkan kerelaan Allah Swt.
”Pengorbanan adalah simbol ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Swt dalam segala aspek kehidupan,” ujar Ustadz Tahang.
Ustadz Tahang pun menambahkan bahwa pengorbanan dan kesulitan dalam mencapai kesuksesan bukanlah suatu yang sia-sia. Perlu kesabaran dalam mencapai tujuan.
”Yakinlah, tidak ada kesuksesan yang datang tiba-tiba,” ucap Ustadz Tahang.
Pelaksanaan kurban tahun ini melibatkan partisipasi aktif staf Konsulat serta perwakilan masyarakat Indonesia yang hadir dalam suasana penuh kekhidmatan dan kebersamaan.
Daging kurban kemudian didistribusikan kepada WNI yang membutuhkan, termasuk para pekerja migran dan keluarganya yang berada di sekitar wilayah Tawau.*
Baca juga: SmartQurban wujudkan pembagian daging kurban yang merata
Baca juga: 8 cara masak daging kurban agar tetap sehat dan rendah kolesterol
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025