Kupang (ANTARA) - Seekor komodo (Varanus komodoensis) berusia remaja ditemukan mati di pinggir jalan antara Kampung Kenari menuju Golo Mori, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga akibat tertabrak kendaraan yang melintas.
Kepala Resort Balai Taman Nasional (TN) Komodo di Labuan Bajo, Sahudin, dihubungi dari Kupang, Jumat, mengatakan komodo berusia remaja itu sudah dikubur secara layak di halaman kantor resort dengan mengikuti prosedur penanganan satwa dilindungi.
“Komodo itu berjenis kelamin jantan dan masih berusia remaja,” katanya.
Dia menjelaskan informasi mengenai keberadaan satwa dilindungi itu pertama kali diketahui dari unggahan warga bernama Engel Tani di media sosial Facebook.
Baca juga: Balai TNK identifikasi kematian seekor satwa Komodo
Dalam unggahannya, Engel membagikan foto seekor komodo dalam kondisi tak bernyawa di tepi jalan sekitar Kilometer (KM) 16, tepat di area bertuliskan besar “GOLOMORI”.
Petugas Resort Balai TN Komodo yang menerima laporan dari masyarakat segera menindaklanjuti dengan melakukan verifikasi dan menuju lokasi kejadian. Setibanya di tempat tersebut petugas menemukan bangkai Komodo dalam kondisi sebagaimana dilaporkan masyarakat.
“Dari hasil pengamatan di lapangan, dugaan sementara komodo itu mati akibat tertabrak kendaraan, karena terdapat luka benturan dan posisi tubuh berada di jalur kendaraan,” ujar dia.
Bangkai komodo kemudian diangkut ke kantor resort untuk dilakukan pengukuran dan pendataan morfologi sebagai bagian dari dokumentasi resmi.
Berdasarkan hasil pengukuran, komodo tersebut memiliki panjang tubuh 150 centimeter, panjang kepala 12 centimeter, dan panjang ekor 92 centimeter.
Baca juga: Komisi VII DPR minta izin wisata di Taman Nasional Komodo dikaji ulang
Dia mengapresiasi masyarakat yang telah melaporkan hal tersebut sebagai bagian dari upaya membantu pihak resort mengidentifikasi.
Petugas mengimbau masyarakat dan pengguna jalan agar berhati-hati saat melintasi ruas jalan yang diketahui merupakan bagian dari habitat alami komodo, terutama di kawasan berhutan dan semak belukar.
Komodo kerap melintasi jalur terbuka, termasuk jalan raya, terutama saat suhu lingkungan berubah atau ketika mencari mangsa.
Pihak Balai TN Komodo juga menilai bahwa peningkatan aktivitas manusia dan pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan konservasi perlu diimbangi dengan langkah mitigasi, seperti pemasangan rambu peringatan satwa menyeberang, pembatas kecepatan kendaraan, serta edukasi kepada masyarakat, agar kejadian serupa tidak terulang.
Baca juga: Kemenhut: Pembangunan Pulau Padar ikut ketentuan hukum dan konservasi
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.














































