Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mengecam keras pasukan Israel yang mencegat dan menangkap aktivis Internasional Global Sumud Flotilla yang menggunakan kapal-kapal berisi barang logistik dalam misi kemanusiaan menuju Gaza, Palestina.
Dia menilai misi Global Sumud Flotila adalah misi kemanusiaan sebagai wujud solidaritas masyarakat dunia untuk membantu warga Gaza yang mengalami genosida yang kondisinya saat ini sangat buruk karena tidak ada makanan, minuman, serta tidak ada tempat tinggal selama hampir 2 tahun.
"Saya kira dalam sejarah modern, di semua zona konflik, bantuan kemanusiaan dilindungi. Tapi ini tidak terjadi di Palestina. Israel terang-terangan melanggar hukum humaniter internasional, menghina nilai-nilai kemanusiaan. Ini jelas tindakan yang sangat keji," kata Sukamta di Jakarta, Kamis.
Dia berharap pemerintah Indonesia bisa segera melalukan tindakan nyata bersama dengan berbagai negara dunia untuk menekan Israel supaya membuka blokade dan membiarkan bantuan kemanusiaan sampai ke Gaza.
Menurut dia, para pemimpin dunia tidak boleh membiarkan arogansi sebuah negara menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan karena bisa sangat berbahaya dan bisa merusak tatanan perdamaian dunia. Dia mendesak tekanan secara diplomatik, ekonomi dan militer harus dilakukan.
"Saya berharap negara-negara yang punya hubungan dengan Israel segera melakukan pemutusan hubungan diplomatik, melakukan embargo ekonomi dan menghentikan bantuan militer. Ini langkah nyata untuk memberikan tekanan yang lebih kuat ke Israel," katanya.
Dia pun berharap pemerintah RI terus memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina, terutama melalui jalur udara sebagaimana telah dilakukan beberapa waktu yang lalu. Pasalnya, dia menilai opsi memberikan jalur udara mungkin saat ini yang paling memungkinkan.
"Saya berharap perintah Indonesia dan juga negara-negara OKI terus mencoba memberikan bantuan kemanusiaan dengan berbagai cara yang paling mungkin, mengingat situasi sangat kritis yang saat ini dialami oleh warga Gaza," kata dia.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.