Kolaborasi universitas, KP2MI ingin kurangi pekerja di sektor domestik

3 hours ago 2
Diharapkan jumlah pekerja migran di sektor domestik semakin berkurang ke depannya.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa pihaknya ingin mengurangi jumlah pekerja migran di sektor domestik hingga saat ini mencapai 80 persen.

“80 persennya adalah (pekerja) domestik, 70 persennya perempuan. Dan pendidikannya rata-rata SD, SMP, ada sedikit SMA,” kata Karding, di Jakarta, Kamis.

Karena itulah, Kementerian P2MI berkolaborasi dan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Terbuka (UT).

Dengan penandatanganan MoU tersebut, kata Karding, diharapkan jumlah pekerja migran di sektor domestik semakin berkurang ke depannya.

“Jadi kami harus menyiapkan, konsolidasikan semua lembaga-lembaga pelatihan yang tersebar di mana-mana,” kata Karding sembari menambahkan bahwa bidang pelatihan yang akan ditangani oleh Undip dan UT akan disesuaikan dengan kesepakatan para pihak yang bersangkutan.

“Misalnya Undip, Undip mau fokus misalnya di perikanan … bahasanya kita fokuskan Inggris atau bahasa-bahasa lain … begitu juga misalnya Universitas Terbuka, kita link and match-kan langsung,” ujar Karding pula.

Wakil Rektor Universitas Terbuka (UT) Rahmat Budiman mengatakan UT terus berupaya meningkatkan akses seluas-luasnya kepada para pekerja migran Indonesia untuk meningkatkan kompetensinya melalui program bekerja sambil kuliah.

“Fleksibilitas waktu antara bekerja dan kuliah yang ditawarkan UT membuka peluang untuk memberikan akses pendidikan formal kepada PMI yang berada di luar negeri,” kata Rahmat seraya menambahkan UT memiliki 672 ribu mahasiswa yang tersebar di Indonesia dan di 54 negara.

Rahmat melanjutkan, dalam waktu tiga tahun terakhir, jumlah PMI yang kuliah di UT mengalami peningkatan; jumlah PMI yang ikut program bekerja dan kuliah pada 2025 di UT sebanyak 7.135 orang dan lulusannya sebanyak 1.440 orang,

Dari angka kelulusan tersebut, sebagian kembali ke tanah air dan bekerja di antaranya sebagai PNS, kepala desa, pengusaha, petani milenial, dan lain-lain.

“Alumni UT yang memilih tetap bekerja di luar negeri seperti Korea Selatan, di antaranya berhasil mendapatkan visa I-7 sehingga bisa naik level dari pekerja migran menjadi profesional worker yang pendapatannya setara dengan pekerja warga negara Korea Selatan,” ujar Rahmat pula.

Rahmat pun mengatakan bahwa UT memberikan pelatihan bagi para instruktur BP2MI yang bertugas dalam program orientasi pra-keberangkatan, khususnya dalam bidang peningkatan kompetensi pembelajaran.

Wakil Rektor UT itu berharap melalui penandatanganan MoU tersebut, kerja sama UT dan Kementerian P2MI terus terjalin dengan baik, sehingga dapat terus berkontribusi dalam pemberdayaan purna PMI khususnya alumni UT layanan luar negeri.

Baca juga: KP2MI kolaborasi lintas kementerian tingkatkan pelindungan PMI

Baca juga: BP3MI Kepri fasilitas pemulangan PMI deportasi Malaysia kelima kalinya

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |