Khofifah optimistis Jatim tetap produsen beras tertinggi nasional

3 hours ago 1
Kami optimistis target peningkatan produksi GKP sebesar 12,7 juta ton bisa dicapai jika lahan kurang produktif dapat dioptimalkan

Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis provinsi yang dipimpinnya mampu mempertahankan posisi sebagai daerah dengan produksi beras tertinggi di Indonesia pada 2025.

Optimisme tersebut disampaikan Gubernur Khofifah saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan Pangan Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, yang turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono serta Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.

Menurut Khofifah, target produksi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 12,7 juta ton pada 2025 dapat tercapai jika 488.379 hektare lahan kurang produktif di Jatim dapat dioptimalkan melalui sistem irigasi yang memadai.

"Kami optimistis target peningkatan produksi GKP sebesar 12,7 juta ton bisa dicapai jika lahan kurang produktif dapat dioptimalkan dengan baik," katanya.

Jawa Timur secara konsisten menjadi provinsi penghasil padi tertinggi selama lima tahun terakhir.

Data mencatat produksi padi Jatim pada 2020 sebesar 9,94 juta ton GKP (setara 5,74 juta ton beras), 2021 sebanyak 9,79 juta ton GKP (setara 5,65 juta ton beras), 2022 mencapai 9,53 juta ton GKP (setara 5,5 juta ton beras), dan 2023 sebesar 9,71 juta ton GKP (setara 5,61 juta ton beras).

Untuk mencapai target nasional, Khofifah menegaskan pentingnya penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern.

Saat ini, mayoritas petani masih melakukan panen secara manual, sehingga meningkatkan potensi kehilangan hasil.

"Jika panen dilakukan menggunakan 'combine harvester' dan pengeringan dengan 'bed dryer' maka kehilangan hasil bisa ditekan dan kualitas beras bisa meningkat menjadi premium," ujarnya.

Selain beras, Jawa Timur juga merupakan penghasil utama komoditas pangan lain seperti jagung, kedelai, bawang merah, cabai besar dan cabai rawit.

Ia memastikan stok berbagai komoditas tersebut dalam kondisi aman menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

"Proyeksi ketersediaan selama Maret hingga April dalam kondisi surplus," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menko Pangan Zulkifli Hasan melaporkan bahwa produksi beras nasional dari Januari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 13,95 juta ton, sementara konsumsi pada periode yang sama sekitar 10,36 juta ton.

"Dengan demikian, neraca produksi dan konsumsi beras mengalami surplus 3,59 juta ton, lebih tinggi 2,79 juta ton atau 348,75 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024," ujarnya.

Ia juga meminta para bupati di Jatim untuk turun langsung memantau kondisi panen di wilayahnya guna memastikan produksi dan distribusi berjalan optimal.

Sementara itu, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan komitmennya untuk mendukung ketahanan pangan melalui optimalisasi infrastruktur irigasi.

"Infrastruktur menjadi modal penting dalam mendukung pembangunan daerah. Maka, optimalisasi irigasi akan terus kami dorong guna mewujudkan ketahanan pangan," katanya.

Sejumlah proyek infrastruktur yang menjadi perhatian dalam mendukung ketahanan pangan di Jatim antara lain Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Karangnongko di Kabupaten Bojonegoro.

Baca juga: Khofifah dorong BUMDesa ambil peran dalam program MBG

Baca juga: 150 pengurus BUMDesa Jatim ikuti program "Mitra Klinik BUMDesa"

Baca juga: Pemprov Jatim kembali gelar program mudik gratis

Baca juga: Khofifah minta percepat penyelesaian RDTR untuk dorong investasi

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |