KESDM petakan proyek hilirisasi mineral untuk pendanaan Danantara

3 hours ago 1
Mana yang nilai tambahnya terbesar, kami akan masuk ke sana

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan sedang memetakan proyek hilirisasi mineral, meliputi nikel, bauksit, dan tembaga, terkait kucuran dana proyek hilirisasi dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Danantara ini fokusnya hilirisasinya kan harus dipetakan terlebih dahulu. Mana yang nilai tambahnya terbesar, kami akan masuk ke sana,” ujar Yuliot ketika ditemui setelah menghadiri Rapat Kerja dengan Komite II DPD RI di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin.

Kementerian ESDM (KESDM), kata dia, akan melakukan konsolidasi dengan Kepala Danantara yang merupakan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, serta mengacu pada peta jalan yang sudah disiapkan.

Dari peta jalan yang sudah disiapkan, lanjut Yuliot, akan dipilah mana proyek yang menjadi prioritas untuk dieksekusi dalam waktu dekat.

“Terkait pembiayaan, mungkin itu pembiayaan dari Danantara, ya mungkin juga kerja samanya dengan investor,” kata Yuliot.

Yuliot menjelaskan bahwa saat ini, terjadi peningkatan kebutuhan di dalam negeri untuk nikel dan bauksit.

Pemerintah akan memperhitungkan nilai tambah untuk komoditas mana yang tertinggi, sebelum menentukan proyek mana yang akan menjadi prioritas pendanaan. Perhitungan tersebut, lanjut dia, terkait dengan kecepatan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan.

“Kalau kami justru memprioritaskan yang tidak memberi nilai tambah tinggi, berarti nilai investasinya akan lama baliknya,” kata Yuliot.

Terkait dengan syarat dan ketentuan suatu proyek hilirisasi memperoleh pendanaan dari Danantara, Yuliot menyampaikan bahwa kriterianya sedang disusun oleh Danantara.

Meskipun berbeda instansi, Yuliot menyatakan Kementerian ESDM siap untuk membantu proses penyusunan kriteria proyek hilirisasi.

“Ini kan baru pendahuluan, baru peluncuran, jadi nanti kami dari Kementerian ESDM siap untuk mendukung itu,” ucapnya.

Dalam sambutan saat peluncuran Danantara, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa Danantara sebagai dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund Indonesia itu, akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp14.680 triliun (kurs Rp16.310), dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.

Prabowo memaparkan gelombang pertama investasi senilai 20 miliar dolar AS akan diprioritaskan untuk 20 proyek strategis, antara lain hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan.

Melalui Danantara, Presiden berharap terjalinnya kemitraan strategis antara BUMN, swasta hingga UMKM dalam proyek infrastruktur, energi terbarukan, dan pendidikan.

Baca juga: Kemenperin perkuat hilirisasi petrokimia dan gas pacu perekonomian

Baca juga: Bahlil harap sebagian dana Danantara dipakai untuk biaya hilirisasi

Baca juga: Prabowo sebut hilirisasi pada 2025 dimulai dengan 15 megaproyek

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |