Jakarta (ANTARA) - Dalam sebuah hubungan, setiap orang membawa pola emosional yang terbentuk sejak masa kecil.
Pola ini sering kali mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi, mengatasi konflik, hingga membangun kedekatan dengan pasangan. Ada yang mudah percaya dan terbuka, namun ada pula yang lebih berhati-hati atau bahkan menarik diri tanpa alasan yang jelas.
Fenomena ini bukan hanya tentang kepribadian, tetapi terkait dengan yang disebut attachment styles atau gaya keterikatan.
Attachment styles adalah bagian dari teori keterikatan dalam psikologi yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth. Gaya keterikatan ini biasanya terbentuk sejak kecil dan cenderung tetap terbawa hingga dewasa.
Namun, meskipun ini adalah pola yang sudah terbentuk, gaya keterikatan seseorang bisa berubah jika mereka berusaha memahami dan menyelesaikan masalah yang ada. Berikut adalah empat jenis gaya keterikatan yang sering muncul pada orang dewasa dan bagaimana pengaruhnya terhadap hubungan mereka:
1. Anxious / preoccupied (keterikatan cemas)
Orang dengan gaya keterikatan cemas cenderung memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri, namun pandangan positif terhadap orang lain. Mereka sering melihat pasangan sebagai "setengah jiwa" mereka. Karena merasa kurang layak dicintai, mereka memiliki ketakutan besar akan ditinggalkan. Untuk meredakan kecemasan ini, mereka sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang dan respons dari pasangan.
Namun, ketika merasa kurangnya dukungan atau keintiman, mereka bisa menjadi sangat menempel, cemas dan terus-menerus mencari kepastian bahwa mereka dicintai. Mereka sangat mengutamakan hubungan, tetapi sering kali merasa waspada terhadap ancaman terhadap keamanan hubungan mereka.
2. Avoidant / dismissive (menghindar / menyisihkan)
Orang dengan gaya keterikatan menghindar cenderung memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri, tetapi pandangan negatif terhadap orang lain. Mereka lebih suka menjaga kemandirian dan merasa cukup dengan diri mereka sendiri, terutama dalam hal emosional. Mereka percaya bahwa mereka tidak perlu bergantung pada orang lain untuk merasa lengkap.
Orang dengan gaya keterikatan ini cenderung menghindari kedekatan emosional. Jika merasa pasangan terlalu bergantung pada mereka, mereka bisa menarik diri. Mereka juga cenderung menekan perasaan dan lebih memilih untuk menghadapinya sendirian daripada mengungkapkannya.
3. Disorganized / fearful-avoidant (tidak teratur / takut-tarik diri)
Orang dengan gaya keterikatan ini sering kali berpindah-pindah antara perasaan cemas dan menghindar, tergantung pada situasi atau mood mereka. Mereka bisa sangat ingin dekat dengan pasangan, namun di saat yang sama merasa takut untuk bergantung pada orang lain.
Mereka sering kesulitan dalam mengatur dan mengidentifikasi perasaan mereka, serta menghindari kedekatan emosional yang kuat karena takut terluka. Dalam hubungan, pasangan dan hubungan itu sendiri bisa menjadi sumber keinginan sekaligus ketakutan bagi mereka.
4. Secure attachment (keterikatan aman)
Orang dengan gaya keterikatan aman merasa nyaman dalam mengekspresikan emosi secara terbuka dan dapat bergantung pada pasangan mereka. Mereka juga memberi ruang bagi pasangan untuk bergantung pada mereka. Hubungan dengan orang yang memiliki gaya keterikatan aman umumnya didasarkan pada kejujuran, toleransi dan kedekatan emosional.
Mereka cenderung memiliki pandangan positif terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka tidak terlalu mencari persetujuan atau validasi eksternal. Orang dengan gaya keterikatan ini dapat mengidentifikasi dan mengatur emosi mereka dengan baik, bahkan membantu pasangan mereka untuk melakukan hal yang sama.
Memahami gaya keterikatan ini dapat membantu kita mengenali pola yang terbentuk dalam hubungan dan memberi kita kesempatan untuk membangun koneksi yang lebih sehat dan stabil.
Baca juga: "Social Comparison" versus Framing di Era Digital
Baca juga: Makna dibalik memimpikan seseorang yang telah meninggal
Baca juga: Sering dibahas di medsos, apa itu "reverse psychology:?
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025