Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memanfaatkan spektrum frekuensi hingga menyiapkan pendekatan berbasis solusi teknologi, seperti pemanfaatan satelit, sebagai upaya untuk memperluas cakupan jaringan 5G hingga ke wilayah terpencil Indonesia.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi Wayan Toni Supriyanto menyampaikan bahwa cakupan jaringan 5G di Indonesia saat ini masih dinilai rendah.
"Untuk 5G saat ini datanya berdasarkan (cakupan) jumlah populasi sebesar 8,92 persen. Kalau luas pemukiman tercover sinyal 5G hanya 4,4 persen. Memang masih sangat rendah dibanding dengan 4G yang sudah mencapai 97 persen," kata Wayan saat dihubungi ANTARA pada Jumat.
Salah satu langkah konkret yang tengah dipersiapkan adalah pelepasan spektrum frekuensi pada pita 2,6 GHz yang akan dimanfaatkan untuk memperluas layanan 5G ke berbagai wilayah.
"Solusi ke depan untuk mempercepat adalah salah satunya release (melepas) frekuensi di band 2,6 GHz," ujar Wayan.
Baca juga: Kemkomdigi jajaki kerja sama untuk penguatan ekosistem digital
Selain itu, dia menjelaskan Kemkomdigi juga berupaya menyiapkan infrastruktur jaringan ke wilayah terluar dan terpencil dengan pendekatan solusi berbasis teknologi.
Solusi tersebut antara lain dengan memanfaatkan layanan satelit baik dari Satelit Geostationer (GSO) yang mengorbit pada ketinggian 35.900 km di atas permukaan bumi, maupun Satelit Nongeostasioner (NGSO).
Tak hanya itu, Kemkomdigi juga tengah mengkaji penerapan teknologi Non-Terrestrial Network (NTN), yang memungkinkan konektivitas langsung melalui satelit atau wahana udara tanpa memerlukan infrastruktur darat.
"Berdasarkan rencana kami untuk penyiapan infrastruktur di daerah rural/terpencil kami akan mencoba mencari solusi-solusi teknologi misalnya dengan layanan satelit baik yang GSO maupun yang NGSO. Bahkan ke depan akan dicoba dengan NTN, teknologi yang saat ini sedang dalam pengkajian," jelas Wayan.
Diketahui, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa percepatan transformasi digital menjadi prioritas utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu upaya utama adalah memperluas akses internet, terutama bagi sektor pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan.
“Kami berkomitmen untuk mempercepat pemerataan akses internet di seluruh Indonesia agar manfaat ekonomi digital dapat dirasakan secara merata," kata Meutya.
Menurutnya, Kemkomdigi memiliki tanggung jawab utama dalam mengakselerasi digitalisasi di sektor pemerintah, ekonomi, dan SDM digital.
Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 7 hingga 8 persen, sebagaimana tertuang dalam Visi Indonesia Digital 2045.
Baca juga: Indonesia siapkan regulasi terkait AI agar tata kelola makin optimal
Baca juga: Langkah Indonesia siapkan diri jadi "Silicon Valley" Asia Tenggara
Baca juga: Kemkomdigi jelaskan AI tidak bisa gantikan dokter diagnosis penyakit
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.