Kemenkop dan Bekraf kembangkan ekonomi kreatif berbasis koperasi

2 days ago 10

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Kementerian Ekonomi Kreatif/Bekraf sepakat untuk melakukan kolaborasi strategis dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis koperasi di Indonesia.

Rencana kerja sama ini disampaikan dalam pertemuan audiensi antara Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di kantor Kemenkop, Jakarta, Rabu.

Budi Arie mengungkapkan bahwa potensi produk kreatif yang dihasilkan oleh koperasi di Indonesia sangat besar, meliputi berbagai sektor seperti fesyen, kuliner, kerajinan tangan, hingga film seperti yang telah dicontohkan oleh Koperasi Serba Usaha Indonesia Kreatif Berkarya (Kinarya Coop).

Menurutnya, masih banyak potensi produk kreatif koperasi yang perlu dieksplorasi dan dimonetisasi untuk memberikan dampak positif yang lebih besar bagi perkembangan koperasi.

Lebih lanjut, Budi Arie berharap program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dan kerja sama antara Kemenkop dan Kementerian Ekraf.

Ia meyakini bahwa program ini dapat menjadi wadah untuk mengarahkan potensi kreatif anak muda di desa dalam membangun ekonomi kreatif berbasis koperasi.

Sebagai tindak lanjut dari rencana kolaborasi ini, kedua kementerian akan membentuk tim kecil yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pelatihan, hingga kurasi terhadap produk-produk kreatif yang dihasilkan oleh koperasi.

Baca juga: Mendes optimis Kopdes Merah Putih sukses di kawasan perhutanan sosial

Baca juga: Kemenkop dorong usaha penjaminan jadi jembatan pembiayaan koperasi

Menkop Budi Arie menegaskan bahwa hampir seluruh bidang ekonomi kreatif memiliki potensi untuk bersinergi dengan koperasi, bahkan dapat dilegalkan dalam bentuk badan hukum koperasi.

Data dari Kementerian Ekraf menunjukkan kontribusi signifikan industri kreatif terhadap penyerapan tenaga kerja yang meningkat dari 14 juta orang pada 2013 menjadi 26,47 juta orang pada 2024.

Selain itu, nilai tambah industri kreatif juga melonjak dari Rp700 triliun menjadi Rp1.532,19 triliun pada tahun lalu, dengan nilai ekspor yang tumbuh 67 persen menjadi 25,10 miliar dolar AS. Pemerintah menargetkan pertumbuhan rasio PDB ekonomi kreatif sebesar 8-8,4 persen pada 2029.

Teuku menyambut baik rencana kolaborasi ini dan mengidentifikasi beberapa potensi kerja sama konkret. Di antaranya adalah pendampingan dan kolaborasi pembentukan koperasi subsektor ekonomi kreatif, fasilitasi pembiayaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), program kolaborasi dan promosi produk ekonomi kreatif koperasi, serta pengembangan infrastruktur ekonomi kreatif berbasis koperasi.

"Kita harap kolaborasi dapat lebih erat karena tujuan kita sama yaitu kita ingin membangun perekonomian dari daerah. Ini baru awalan nanti bisa kita kembangkan bahkan kalau bisa kita MoU-kan," kata Teuku.

Teuku juga menyatakan kementerian yang dipimpinnya siap untuk terlibat aktif dalam memastikan keberhasilan program pembentukan Kopdeskel Merah Putih.

"Ekonomi kreatif ini akan jadi mesin baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional dimana itu bisa dimulai dari daerah. Majunya ekonomi nasional tidak mungkin tanpa daerah makanya perlu kita terus dukung dan support program Kopdes ini," pungkas dia.

Baca juga: Wamendagri: Kopdes Merah Putih jadi solusi pertumbuhan ekonomi desa

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |