Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan memperketat sistem pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji Indonesia guna menekan angka kematian selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini, menyusul kekhawatiran Pemerintah Arab Saudi terhadap tingginya kematian jamaah asal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, mengungkapkan Pemerintah Arab Saudi sempat menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka kematian jamaah Indonesia pada musim haji tahun 2022, dan pada 2023 yang berjumlah lebih dari 700 orang menurut data yang ada.
"Menteri Kesehatan Arab Saudi menyampaikan langsung ke saya bahwa tingginya angka kematian jamaah kita menjadi perhatian. Hal ini bisa berdampak pada pengetatan aturan masuk dan kenaikan premi asuransi haji," kata Budi.
Kemenkes menerapkan perubahan dalam sistem kesehatan haji tahun 2025 yakni pemeriksaan kesehatan dilakukan lebih awal, sebelum jamaah dinyatakan berhak berangkat.
Baca juga: Menag minta petugas haji layani jamaah dengan penuh keikhlasan
Baca juga: Bandara Hang Nadim Batam siap layani 11.847 calon haji
"Kalau sebelumnya calon jamaah sudah merasa pasti berangkat baru diperiksa, sekarang kita ubah. Pemeriksaan dilakukan di awal agar bila tidak memenuhi syarat kesehatan, tidak sampai sakit hati karena batal berangkat di detik terakhir," katanya.
Dia menilai langkah tersebut terbukti efektif menurunkan kasus penyakit berat pada jamaah haji. Bahkan, perubahan sistem ini mendapat apresiasi dari otoritas Arab Saudi. Sebagaimana yang mulai diterapkan pada musim haji 2024 dan berhasil menurunkan angka kematian hingga 75 persen dibandingkan tahun 2023.
Selain itu, Pemerintah Arab Saudi juga menyambut baik kolaborasi digital dalam sistem kesehatan, termasuk akses daring terhadap data kesehatan jemaah serta penerapan jalur rujukan cepat untuk kasus darurat seperti serangan jantung dan stroke.
"Rumah sakit di Arab Saudi kini lebih terbuka bagi jamaah kita, termasuk rumah sakit dengan peralatan canggih di dalam Masjidil Haram. Saya sudah lihat langsung, bahkan mereka berencana menambah tenaga kesehatan yang bisa berbahasa Indonesia," ujar Budi.
Dia menambahkan bahwa sinergi dengan Kementerian Agama juga terus ditingkatkan untuk memastikan jamaah haji yang berangkat benar-benar siap secara fisik, guna menghindari risiko kesehatan berat selama beribadah di Tanah Suci.
Kementerian Agama mengagendakan gelombang pertama keberangkatan calon haji Indonesia dijadwalkan pada 2 Mei 2025. Tahun ini, Indonesia mendapat kuota 221.000 calon haji yang terdiri atas 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.*
Baca juga: Pramono resmi kukuhkan 120 petugas haji di Balai Kota
Baca juga: Arab Saudi umumkan sanksi bagi jemaah haji tidak berizin
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025