Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menggencarkan sejumlah upaya eliminasi tuberkulosis (TB) melengkapi uji klinik fase 3 vaksin M72 yang sedang berlangsung, yakni penemuan kasus, pengobatan, pencegahan, serta promosi kesehatan dan kolaborasi multisektoral.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman menyebutkan untuk penemuan kasus, hal itu dilakukan melalui skrining masif menggunakan X-ray, terintegrasi dengan inisiatif Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Selain itu, juga perluasan akses diagnostik TB pada fasilitas kesehatan, penguatan sistem informasi SatuSehat TB, pemberian insentif penemuan kasus di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), penguatan sistem transportasi spesimen, dan pengembangan RS dan layanan untuk TB resisten obat (TBRO).
Terkait pengobatan, kata Aji, pihaknya melakukan antara lain perluasan dan penyediaan rejimen terbaru yang lebih ringkas. Kemudian, memberikan Satuan Kredit Profesi (SKP) bagi tenaga kesehatan, insentif bagi keberhasilan pengobatan di FKTP, perluasan dukungan kader serta komunitas.
Baca juga: Menkes pastikan keamanan vaksin TB yang sedang diuji klinis tahap 3
"Serta perluasan e-learning TB di Plataran Sehat," ujarnya.
Adapun untuk pencegahan, kata Aji, ada penyediaan obat bagi yang terdiagnosis TB laten, pelatihan infeksi TB, pemberian terapi pencegahan TBC (TPT), serta integrasi penemuan kasus secara aktif (active case finding/ACF) dengan pemberian TPT.
"Untuk vaksin TB masih dalam proses pemantauan khasiatnya sampai 2028," kata Aji.
Kemenkes, kata dia, juga melakukan promosi kesehatan dan melibatkan sektor-sektor lainnya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi berkelanjutan, perluasan desa dan kelurahan siaga TB, dan pembangunan rumah sehat.
Baca juga: Kemenkes targetkan vaksin tuberkulosis sudah ada tahun 2028
Dalam kesempatan itu dia menjelaskan bahwa capaian notifikasi TB 2024 sekitar 856 ribu atau 78 persen dari estimasi 1.092.000 kasus, dengan tingkat pengobatan kasus sebesar 92 persen.
Diketahui, sebagai salah satu langkah pencegahan, uji klinis vaksin TB di Indonesia merupakan bagian dari upaya memberantas salah satu penyakit menular paling mematikan, baik di tingkat nasional maupun global. Indonesia hadir sebagai mitra strategis dalam pencarian solusi bagi masa depan kesehatan dunia.
Selama hampir satu abad, vaksin BCG menjadi satu-satunya pelindung terhadap TB. Vaksin ini memang efektif mencegah TB berat pada anak-anak, namun tidak cukup melindungi remaja dan dewasa dari TB paru, yang merupakan jenis TB yang paling mudah menular dan paling banyak menyebabkan kematian.
Baca juga: Indonesia aktif lakukan riset vaksin tuberkulosis di kancah global
Dikutip dari uji klinis fase 2b yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada 2019, menunjukkan bahwa vaksin M72/AS01E memiliki efektivitas 54 persen dalam mencegah TB aktif pada individu dengan infeksi laten. Saat ini, vaksin tersebut memasuki fase 3 untuk diuji pada populasi yang lebih besar dan beragam secara genetik serta geografis.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025