Jakarta (ANTARA) - Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Ristianto Pribadi mengatakan rehabilitasi mangrove perlu dilakukan tidak hanya dari sudut pandang rehabilitasi tapi juga pendekatan investasi.
Dalam diskusi yang diadakan di Jakarta pada Rabu Direktur Rehabilitasi Mangrove Kemenhut Ristianto Pribadi mengatakan selama ini hanya kegiatan penanaman yang menjadi fokus kegiatan rehabilitasi mangrove dengan rencana memastikan keberlanjutan yang belum optimal.
"Sekarang ini sudah mulai bertransisi kita berpikir pendekatan investasi, jadi nanti dari Bappenas juga enak ngomong-nya. Government investment, yang tidak hanya government expenditure," jelasnya.
Baca juga: Kemenko Pangan kawal pengesahan RPP mangrove, ini alasannya
Pendekatan investasi itu diperlukan untuk mendukung kegiatan terkait mangrove yang tidak hanya bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), mengingat besarnya potensi ekosistem mangrove untuk pemanfaatan yang tidak merusak ekosistem.
"Tapi saya tidak hanya terikat, terkunci hanya dengan karbon saja. Tadi jasanya banyak, ada wisata, ada HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) dan segala macam," kata Ristianto.
Ke depan, jelasnya, kegiatan terkait mangrove yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kemenhut tidak hanya akan fokus pada penanaman saja, tapi juga pemeliharaan dan pengembangan potensi lain.
Baca juga: KLH RI-Norwegia bahas potensi kerja sama rehabilitasi mangrove
Dia menyebut inisiatif, termasuk masuknya ekosistem mangrove dalam pengembangan nilai ekonomi mangrove, dapat menjadi peluang untuk mendukung upaya rehabilitasi.
"Sehingga kami langkah-langkah pertama dari Peta Mangrove Nasional, kami mau bikin peta kavling blok-blok mangrove," jelasnya.
Sebelumnya pemerintah sudah mengeluarkan Peta Mangrove Nasional 2024 yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 594 Tahun 2025 tentang Peta Mangrove Nasional Tahun 2024.
Berdasarkan SK tersebut eksisting mangrove Indonesia ditetapkan seluas 3.440.464 hektare dan potensi habitat mangrove seluas 769.824 hektare.
Baca juga: Menjaga si perisai hijau untuk meredam ancaman tsunami
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025