Jakarta (ANTARA) - Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan koordinasi dalam memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Tomsi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan langkah ini penting untuk mengantisipasi lonjakan harga karena permintaan tinggi selama Ramadhan 1446 Hijriah.
“Saya berharap kepada Bapak/Ibu sekalian untuk konsolidasi lagi, terutama tim TPID dan teman-teman dari kementerian dan lembaga. Untuk konsolidasi lagi, kita mulai berhitung mempersiapkan sampai dengan hari raya,” katanya.
Baca juga: Airlangga tak khawatir soal inflasi inti yang terus meningkat
Dia mengingatkan bahwa inflasi pada bulan Ramadhan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan periode Lebaran. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya langkah konkret berdasarkan situasi terkini agar kenaikan harga dapat diantisipasi lebih awal.
"Dalam kesempatan pagi hari ini, kami berharap betul untuk ada langkah-langkah yang konkret dengan membaca situasi yang terkini untuk bisa nantinya dilaksanakan," ujarnya.
Tomsi menegaskan bahwa pengendalian inflasi harus dilakukan secara proaktif, terutama untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga setiap tahun.
Dia minta TPID mengambil langkah konkret sebelum harga naik agar pengendalian inflasi semakin efektif pada tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan inflasi selama Ramadhan memang cenderung lebih tinggi dibandingkan saat Lebaran.
Lonjakan permintaan, khususnya pada kelompok makanan dan minuman menjadi faktor utama penyebab inflasi.
"Kalau belajar dari tahun lalu, pada saat awal Ramadhan pada bulan Maret 2024, terjadi inflasi makanan minuman dan tembakau sebesar 0,41 persen, tetapi kemudian di bulan April setelah Lebaran, tekanan inflasinya berkurang," ujar Amalia.
Baca juga: Penasihat Presiden tak khawatir dengan deflasi IHK
Ia juga menyampaikan beberapa komoditas utama yang perlu diwaspadai seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih karena komoditas tersebut mengalami kenaikan harga signifikan pada Ramadhan tahun sebelumnya.
"Lebaran itu biasanya relatif lebih rendah dibandingkan dengan saat puasa (Ramadan), karena di puasa itu relatif lebih besar demand-nya," tambahnya.
Para, rapat tersebut, selain Amalia, juga dihadiri langsung oleh Deputi III Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono, serta Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa.
Tak hanya itu, hadir pula secara virtual Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi, Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iqbal Shoffan Shofwan, serta Koordinator Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Edi Handoyono.
Kemudian turut hadir Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Badan Urusan Logistik (Bulog) Epi Sulandari, Analis Kebijakan Utama Bidang Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Djoko Prihadi, serta Perwira Tinggi Staf Ahli Tk. II Ekonomi Khusus Bidang Ekkudag Tentara Nasional Indonesia (TNI) Ito Hediarto.
Kegiatan ini juga diikuti secara virtual oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Baca juga: BI: Tekanan inflasi rendah akselerasi ekonomi Bengkulu 2025
Baca juga: Ekonom perkirakan inflasi kembali naik setelah diskon listrik berakhir
Baca juga: Wamendagri minta pemda waspadai lonjakan harga pangan jelang Ramadhan
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025