Kemdiktisaintek siapkan dana khusus untuk pengabdian tanggap bencana

5 days ago 4
Program tanggap darurat bencana ini akan difokuskan pada delapan pilar utama...

Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyediakan dana khusus hingga Rp500 juta per proposal untuk program pengabdian kepada masyarakat tanggap darurat bencana Sumatera.

Setiap perguruan tinggi dapat mengajukan hingga lima proposal dengan plafon Rp500 juta, dimana anggaran bersifat fleksibel hingga 85 persen untuk mengakomodasi kebutuhan lapangan pada delapan bidang intervensi.

"Program tanggap darurat bencana ini akan difokuskan pada delapan pilar utama, yaitu distribusi logistik, layanan kesehatan dan gizi, pendampingan psikososial, rehabilitasi sanitasi dan penyediaan air bersih, pendidikan darurat, pemulihan ekonomi, dukungan administrasi publik, serta mitigasi dan edukasi kebencanaan," kata Dirjen Risbang Kemdiktisaintek Fauzan Adziman melalui keterangan di Jakarta, Rabu.

Fauzan menjelaskan delapan pilar tersebut dirancang untuk memastikan respons yang tidak hanya cepat, tetapi juga berkelanjutan.

Baca juga: Kemdiktisaintek ambil langkah pulihkan kampus terdampak banjir Sumatra

Berdasarkan asesmen lapangan, kata dia, menunjukkan sejumlah kebutuhan kritis yang masih belum terpenuhi, antara lain akses jalan yang terputus, jaringan komunikasi yang lumpuh, keterbatasan BBM, serta hambatan distribusi logistik yang mengharuskan penggunaan jalur alternatif.

Menurut Fauzan, pemetaan geografis, kapasitas perguruan tinggi posko, dan kebutuhan masyarakat menjadi dasar untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran.

Dalam hal ini Kemdiktisaintek mengonsolidasikan sebanyak 28 perguruan tinggi posko dan 11 perguruan tinggi pendukung dalam program pengabdian kepada masyarakat tanggap darurat bencana Sumatera.

Lebih lanjut Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan komitmen pemerintah memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam penanganan bencana.

Ia menegaskan perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga kekuatan kemanusiaan.

Baca juga: Basarnas gandeng kampus dalam bidang manajemen bencana

"Dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatra, kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat. Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran," tutur Mendiktisaintek Brian Yuliarto.

Diketahui, program pengabdian kepada masyarakat tanggap darurat bencana Sumatera ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu tanggap darurat berfokus pada dukungan logistik, layanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi, pendidikan darurat, serta pemulihan awal yang berlaku hingga 31 Desember 2025.

Sedangkan tahap kedua, yaitu pemulihan mencakup kegiatan rehabilitasi, pemulihan ekonomi, dan program inovasi berbasis teknologi, yang dijadwalkan untuk berjalan pada 2026 mendatang.

Perguruan tinggi akan membangun posko yang menjangkau hingga wilayah terdampak termasuk daerah terpencil di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Intervensi yang disiapkan meliputi termasuk teknologi filtrasi air, desalinasi, dan sanitasi portabel.

Kemdiktisaintek juga melakukan langkah percepatan berupa Rapid Assessment berbasis Google Form dan bimbingan teknis penyusunan proposal.

Baca juga: Pakar IPB ungkap anomali siklon tropis pemicu cuaca ekstrem Sumatera

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |