Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengharapkan Science Film Festival 2025 di Indonesia mendukung peningkatan kesadaran sains yang dapat mengubah masa depan melalui pekerjaan hijau atau green jobs.
"Dari laboratorium hingga ladang pertanian, dari pusat riset hingga ruang kelas, Green Jobs adalah bukti bahwa sains dapat menjadi kekuatan yang mengubah arah masa depan," tutur Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Science Film Festival hadir di 55 kota Indonesia
Green jobs merujuk kepada jenis pekerjaan yang berkontribusi terhadap aksi pelestarian atau pemulihan lingkungan. Jenis pekerjaan yang tersebar di beragam sektor itu didukung bertujuan membangun ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Hal itu diungkapkannya menyambut pembukaan Science Film Festival 2025 yang hadir di 70 kota di Indonesia. Festival itu, yang ke-16 kalinya diadakan di Tanah Air, menjangkau siswa-siswi SD hingga SMA dan diadakan pada 4-30 November 2025 dengan tema "Green Jobs".
Wamen Stella menyebut bahwa lewat film, sains dapat menemukan bahasa universal yang menggugah rasa ingin tahu, empati dan kesadaran.
"Melalui gambar dan cerita, sains menemukan emosi, pengetahuan menemukan maknanya. Saya berharap festival ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyalakan kembali semangat untuk berpikir kritis, menciptakan solusi dan dan bertindak bagi bumi," tuturnya.
Dalam pernyataan saat konferensi pers menjelang pembukaan pada hari ini, Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Constanze Michel menyampaikan tema Green Jobs yang menjadi fokus dari Science Film Festival 2025 menyoroti aneka jenis pekerjaan yang berperan penting bagi pelindungan lingkungan hidup dan pencapaian pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Rolls-Royce dukung anak muda melek sains lewat Science Film Festival
Baca juga: Film bisa menjadi medium meningkatkan kecintaan terhadap sains
"Melalui film dari berbagai negara, kami ingin mendorong generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut dalam penemuan, eksplorasi dan interaksi dengan sains," tuturnya.
Science Film Festival pertama kali digelar di Thailand pada 2005, untuk mempromosikan literasi sains kepada para generasi muda di wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































