Kemdiktisaintek bangun ekosistem sains hidup lewat Bestari Saintek

5 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minat Saintek), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan Program Ekosistem Hidup Berbasis Sains dan Teknologi (Bestari Saintek).

"Kami ingin memastikan bahwa setiap hasil riset tidak berhenti di jurnal, tetapi hadir dalam bentuk inovasi yang bisa dipegang, digunakan, dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Dengan kesabaran dan ketekunan, kekuatan akademik akan melahirkan champion masa depan," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Menteri Brian menyebut inisiatif ini menjadi bagian dari payung besar Sinergi Kreasi Masyarakat dan Akademisi untuk Sains Teknologi Nusantara (Semesta) yang dibangun di atas lima pilar utama: kolaborasi multipihak, berbasis masalah nyata, co-creation, iterasi berkelanjutan, dan dampak ekonomi yang terukur.

Baca juga: Pemerintah tekankan urgensi kolaborasi dalam membumikan budaya saintek

Sementara, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi (Dirjen Saintek) Kemdiktisaintek Ahmad Najib Burhani menjelaskan kunci keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak.

Perguruan tinggi diharapkan menjadi motor penggerak pengetahuan, industri berperan sebagai penguat rantai pasok dan pasar, pemerintah daerah sebagai pendukung kebijakan lokal, serta masyarakat sebagai sumber inspirasi dan pengguna manfaat.

"Inovasi yang dihasilkan diharapkan benar-benar tepat guna dan berdampak ekonomi langsung mulai dari peningkatan mutu produk lokal hingga efisiensi rantai pasok dan perluasan akses pasar," ujar Najib.

Lebih lanjut, Direktur Minat Saintek Kemdiktisaintek Yudi Darma mengatakan program ini juga menjadi langkah konkret Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi dalam menjalankan mandatnya untuk membawa hasil riset keluar dari laboratorium dan menghadirkannya sebagai solusi nyata di tengah masyarakat.

"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergandeng tangan menjadikan Bestari Saintek sebagai ruang kolaborasi Bersama yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi ide-ide cemerlang lintas disiplin yang bermuara pada satu tujuan besar mewujudkan ekosistem sains dan teknologi yang hidup, inklusif, dan mensejahterakan bangsa," tutur Yudi Darma.

Baca juga: Kemdiktisaintek kaji konsep "Living Lab" untuk membumikan saintek

Diketahui, LPDP mengalokasikan sebanyak Rp57,5 miliar untuk pendanaan Bestari Saintek dalam upaya peningkatan ekosistem riset dan sains dan teknologi dan inovasi di Indonesia.

Hal ini dilakukan mengingat produktivitas riset nasional dan posisi Indonesia dalam Global Innovation Index terus meningkat, namun dampak nyata hasil riset di tingkat masyarakat masih terbatas, tapi di sisi lain tingkat kepercayaan publik terhadap ilmuwan Indonesia justru sangat tinggi dengan skor 3,84 dari lima menurut Nature Human Behaviour (2025), melampaui rata-rata global.

Maka dari itu, upaya penciptaan ekosistem sains diwujudkan melalui Bestari Saintek yang merupakan kolaborasi nyata perguruan tinggi, pelaku industri, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kelompok masyarakat melalui konsep laboratorium hidup (living lab).

Baca juga: Kemdiktisaintek buat aturan sertifikasi dosen lebih ramah disabilitas

Baca juga: Kemdiktisaintek akselerasi hilirisasi lewat Program Riset Strategis

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |