Kebijakan baru China tingkatkan konsumsi jasa siap dorong pertumbuhan

3 hours ago 1

Beijing (ANTARA) - Sejumlah kebijakan baru yang dirilis China untuk meningkatkan konsumsi jasa mendapat perhatian besar, dengan para pejabat dan pakar mengatakan bahwa rangkaian kebijakan itu akan mengoptimalkan suplai jasa, menstimulasi permintaan baru, mendorong pembangunan berkualitas tinggi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Diluncurkan oleh sembilan lembaga pemerintah, rangkaian kebijakan itu menguraikan 19 tugas dalam lima bidang.

Dalam konferensi pers pada Rabu (17/9), Wakil Menteri Perdagangan China Sheng Qiuping menyoroti fokus dari rangkaian kebijakan tersebut, yaitu mengembangkan platform-platform konsumsi jasa, meningkatkan suplai berkualitas tinggi, menstimulasi permintaan baru, serta memperkuat dukungan fiskal dan keuangan.

Sheng menuturkan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut menghubungkan peningkatan mata pencarian dengan promosi konsumsi, yang bertujuan untuk meningkatkan standar hidup sekaligus mendorong permintaan baru. Beberapa contohnya meliputi mengembangkan ajang kompetisi dan liga olahraga ternama, memperluas cakupan asuransi perawatan jangka panjang, dan mendukung layanan penitipan anak berbasis komunitas guna memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dengan lebih baik.

Guna mengoordinasikan penawaran dan permintaan, kebijakan-kebijakan tersebut mencakup memperluas pasokan berkualitas melalui kota-kota percontohan untuk model dan skenario bisnis baru, memperbanyak penawaran budaya, pariwisata, dan olahraga, serta meningkatkan kualitas jasa di sektor-sektor seperti hiburan, olahraga, perawatan warga lanjut usia (lansia), dan pengasuhan anak, papar Sheng.

Sheng menambahkan bahwa dari sisi permintaan, terdapat sejumlah kebijakan yang meliputi dukungan kredit yang lebih kuat, kampanye konsumsi, dan jam pelayanan yang diperpanjang guna menstimulasi kesediaan dan kapasitas untuk berbelanja.

Berbagai langkah juga akan diambil untuk memperluas akses pasar di berbagai bidang seperti telekomunikasi, perawatan kesehatan, dan pendidikan.

Sementara itu, serangkaian upaya juga akan diluncurkan untuk menyempurnakan pemfasilitasan visa dan pembayaran bagi warga negara asing di China, serta membina pasar internasional untuk layanan medis dan pameran, ungkap Sheng.

Pada saat yang sama, pembatasan di sektor-sektor seperti perawatan kesehatan dan rekreasi kelas menengah hingga atas akan dilonggarkan guna menarik lebih banyak investasi swasta dan asing, yang dengan demikian akan mendatangkan sumber daya yang berkualitas untuk meningkatkan pasokan, merangsang vitalitas pasar, dan meningkatkan efisiensi.

Para pakar menyebutkan bahwa langkah-langkah seperti memungkinkan museum dan venue budaya untuk berinovasi dalam hal format ekshibisi serta mempertahankan pendapatan terkait untuk insentif staf dapat menjadi cara untuk mencapai reformasi yang membawa pengaruh besar.

Menurut Zou Yunhan, seorang peneliti di Pusat Informasi Negara China, langkah ini dapat membantu mengubah museum dari institusi tradisional yang berfokus pada koleksi dan penelitian, menjadi venue budaya dan rekreasi yang komprehensif, mendorong upaya integrasi sumber daya, inovasi produk, dan peningkatan pengalaman pengunjung, serta mengembangkan lebih lanjut potensi mereka dalam menyediakan lebih banyak penawaran budaya yang berkualitas tinggi kepada publik.

People's Bank of China (PBOC), bank sentral negara tersebut, juga telah meningkatkan dukungan untuk konsumsi jasa. Pada Mei, PBOC meluncurkan fasilitas pinjaman ulang (relending) senilai 500 miliar yuan (1 yuan = Rp2.311) untuk konsumsi jasa dan perawatan warga lansia, membimbing lembaga keuangan dalam meningkatkan pinjaman ke sektor-sektor seperti katering, budaya, pendidikan, dan pariwisata.

Bersamaan dengan program relending yang diperluas untuk inovasi teknologi dan penyempurnaan peralatan, instrumen-instrumen tersebut dapat membantu menyalurkan lebih banyak kredit ke proyek-proyek terkait jasa, tutur Yang Hong, seorang pejabat PBOC, dalam konferensi pers pada Rabu.

Di luar instrumen moneter, PBOC juga telah mendesak lembaga keuangan untuk melakukan inovasi produk dan memperluas pasokan kredit di area-area konsumsi utama, yang mencakup makanan, perumahan, perjalanan, dan hiburan, imbuh Yang.

Per akhir Juli 2025, pinjaman yang belum dilunasi di sektor konsumsi jasa utama secara nasional telah mencapai 2,79 triliun yuan, meningkat 5,3 persen secara tahunan (year on year).

Langkah-langkah baru yang menargetkan perluasan konsumsi jasa juga mencakup mobilisasi anggaran pusat dan obligasi khusus pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan fasilitas budaya, pariwisata, perawatan warga lansia, pengasuhan anak, dan olahraga, serta menyediakan subsidi bunga bagi penyedia jasa di sektor-sektor yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Berbagai pilihan dukungan pendanaan, termasuk subsidi bunga dan obligasi khusus pemerintah daerah, akan membantu mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk bisnis dan menurunkan biaya belanja konsumen, ujar Fu Yifu, seorang peneliti di Jiangsu Su Merchants Bank.

Para pengamat mengatakan bahwa seiring berlakunya langkah-langkah tersebut, konsumsi jasa diperkirakan akan secara bertahap menjadi pendorong utama permintaan domestik, memainkan peran yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan berkualitas tinggi di China.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |