Kebanggaan perempuan Papua menjadi kreator konten

23 hours ago 3

Biak (ANTARA) - Di era digital ini, perempuan orang asli Papua (OAP) di berbagai kampung mulai memainkan peran menjadi kreator konten digital, dengan mengangkat potensi wisata alam daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) ke media sosial.

Dalam dua tahun terakhir, perempuan OAP telah menjadi kekuatan utama di balik tren baru konten digital di berbagai kanal media sosial.

Para kreator perempuan orang asli Papua membawa warna baru, narasi yang lebih inklusif, dan pendekatan yang autentik dalam menyampaikan pesan melalui platform media sosial.

Dari hutan, hingga layar digital, perempuan Papua, kini turut bersuara dan berkarya melalui konten kreatif yang mencerminkan gender, budaya, identitas, dan semangat perubahan.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, semakin banyak perempuan Papua yang mengambil peran menjadi kreator konten.

Salah satu yang mulai menarik perhatian adalah keterlibatan perempuan muda asli Papua yang berasal dari 19 kampung di Kabupaten Supiori, Provinsi Papua. Mereka,dengan semangat dan kreativitasnya, membagikan cerita mengenai sosial budaya dan kehidupan keseharian ke dunia digital.

Dulu, akses terhadap teknologi dan media digital di Papua tergolong terbatas, apalagi bagi perempuan asli Papua. Kini, dengan semakin terbukanya akses internet dan edukasi digital, perempuan Papua mulai tampil sebagai suara baru yang membawa narasi berbeda dari wilayah timur Indonesia yang autentik, berani, dan membumi.

Konten yang mereka ciptakan pun beragam, mulai dari tutorial membuat kerajinan tangan khas Papua, keindahan wisata alam, tarian tradisional, vlog keseharian di kampung, hingga edukasi lingkungan tentang keberagaman budaya lokal.

Dalam setiap unggahan, mereka tidak hanya menghibur, tapi juga mengangkat potensi daerah, identitas diri dan kebanggaan sebagai perempuan asli orang Papua.

Kehadiran perempuan di platform digital membawa angin segar. Mereka menjadi representasi bahwa perempuan Papua bukan hanya objek narasi, tapi juga subjek yang aktif membentuk jati dirinya.

Lebih dari itu, perempuan Papua membuka jalan bagi generasi muda lainnya untuk percaya diri bersuara dan berkarya.

Keinginan kuat menjadi kreator konten telah dimiliki oleh perempuan asli orang Papua, seperti Anita Pombos (19), asal Kampung Syurdori, Distrik Supiori Timur.

Awal belajar konten digital terasa sulit bagi Anita karena pengetahuan mengenai operasi sistem konten digital tidak pernah didapat di kampung wisata Syurdori, Distrik Supiori Timur.

Kesempatan menjadi konten konten bagi Anita mulai terbuka ketika negara hadir melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Supiori yang pada 1-3 Oktober 2025 menyelenggarakan pelatihan konten digital untuk mempromosikan pariwisata bagi perempuan asli orang Papua yang berasal dari 19 kampung wisata.

Sebagai kreator konten pemula, bagi Anita, kesempatan tidak saja menjadi kebanggaan pribadi, tetapi merupakan kesempatan untuk berandil besar ikut berperan mempromosikan kekayaan wisata di Supiori.

Kesempatan mengikuti pelatihan kreator konten digital wisata yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Supiori itu memberikan manfaat ilmu pengetahuan tentang teknologi digital terhadap perempuan Papua sebagai peserta pelatihan.

Sebelum mengikuti pelatihan konten digital mengenai pariwisata, pengetahuan tentang memilih materi konten, mengedit konten, hingga mengunggah konten, betul-betul merupakan ilmu baru bagi semua peserta, termasuk Anita.

Setelah mendapatkan materi pelatihan konten digital, di antaranya cara memilih materi konten wisata yang bagus, mengedit gambar hasil konten, hingga mengunggah di media sosial dan praktik lainnya di lapangan, membuat wawasan perempuan Papua dari 19 kampung di Kabupaten Supiori itu mulai paham dan mengerti cara membuat konten promosi wisata.

"Saya sebagai perempuan OAP sangat berterima kasih dengan pemerintah daerah karena melalui dinas kebudayaan dan pariwisata yang telah memberikan pelatihan konten digital, saya bisa langsung membuat konten promosi wisata dan mengunggah hasilnya di media sosial," katanya.

Semakin banyaknya perempuan Papua menjadi kreator konten media sosial merupakan bukti bahwa dunia digital bisa menjadi ruang inklusif dan penuh potensi untuk anak muda perempuan di wilayah itu.

Jeni (18), perempuan OAP lain dari Kampung Wafor, mengaku, meski tantangan menjadi kreator konten tidak mudah, tetapi kini semakin tersadari bahwa potensi yang dimiliki perempuan asli Papua di dunia digital sangat menjanjikan.

Mendapat pelatihan kreator konten digital tidak saja hanya membekali ketrampilan teknologi digital bagi perempuan OAP, tetapi juga menyiapkan kaum hawa menghadapi tantangan era baru digital dalam kehidupan keseharian.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |