Beijing (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing menyambut dan mendukung peluncuran film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia sebagai bagian memperkuat diplomasi budaya Indonesia di China.
"'People-to-people connection' adalah jantung dari hubungan antarbangsa. Ketika cerita di layar menyentuh hati, batas geografis dan perbedaan budaya mencair," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun di Wisma Duta Besar RI di Beijing pada Minggu (18/5).
"Film seperti ini menjadi jembatan yang mempertemukan kita, bukan hanya sebagai bangsa, tapi sebagai manusia," kata Dubes Djauhari melanjutkan.
Dubes Djauhari menyampaikan hal itu dalam "soft launching" film "Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia" yang dihadiri oleh sutradara Guntur Soeharjanto, pemeran film Yasmin Napper dan Violeta Wijaya hingga musisi muda Hanin Dhiya yang menyanyikan "Original Soundtrack" film.
Selain peluncuran film, acara juga menjadi sarana diskusi mengenai potensi kerja sama perfilman antara Indonesia dan China yang dihadiri lebih dari 150 WNI di Beijing, termasuk pelajar, komunitas pengajian, hingga pegiat budaya.
Dubes Djauhari juga menyoroti bahwa industri film memiliki dampak ekonomi dan sosial yang besar, selain sebagai alat diplomasi juga dapat menjadi promosi budaya dan penggerak sektor pariwisata.
"Dengan populasi gabungan hampir 1,7 miliar jiwa, Indonesia dan China menyimpan potensi pasar film yang sangat besar. Produksi bersama lintas negara dapat menjadi sarana strategis untuk membangun kedekatan emosional sekaligus memperkenalkan destinasi unggulan, produk kreatif, dan wajah Indonesia yang ramah," tambah Dubes Djauhari.
Artinya, model kolaborasi lintas negara seperti yang ditunjukkan dalam film tersebut, ungkap Dubes Djauhari, yang mengambil lokasi syuting di Ningxia dan Indonesia, menjadi strategi untuk menjangkau penonton dua negara serta mendorong pertukaran nilai budaya.

"Kadang film adalah cara terbaik bangsa-bangsa saling mengenali, bukan lewat peta atau angka, melainkan lewat wajah-wajah, bisikan hati, dan cahaya yang bergerak di layar. Di sanalah, hubungan itu tumbuh, dalam cerita yang kita bagi bersama," ungkap Dubes Djauhari.
Diskusi juga mencakup peluang kerja sama teknis di bidang pelatihan perfilman, distribusi film, serta kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting produksi China pada masa depan.
KBRI Beijing, ungkap Dubes Djauhari, berkomitmen untuk memfasilitasi inisiatif-inisiatif kreatif yang memperkuat ekosistem perfilman dan ekonomi kreatif Indonesia di pasar internasional
Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia masih disutradarai oleh Guntur Soeharjanto tapi memperkenalkan karakter dan aktor baru yang berbeda dengan film Assalamualaikum Beijing 1 pada 2014 lalu.
Film "Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia" mengisahkan perjalanan Aisha (Yasmin Napper), seorang jurnalis muda Indonesia yang menemukan makna baru tentang cinta, identitas, dan spiritualitas saat menyusuri wilayah otonom Ningxia, daerah setingkat provinsi di China yang memiliki banyak populasi Muslim.
Film ini dijadwalkan akan tayang di bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025, dan diharapkan dapat menjangkau pasar China dalam waktu dekat.
Peluncuran juga diisi dengan penampilan penyanyi muda Hanin Dhiya yang membawakan lagu-lagu "original soundtrack" dari film.
Baca juga: Menbud: Film jadi diplomasi dan citra perkembangan budaya Indonesia
Baca juga: KBRI Beijing promosikan lokasi syuting film Tanah Air ke sineas China
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025