Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis pulmonologi Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Aditya Wirawan Ph.D SpP mengatakan kandungan cairan yang digunakan untuk rokok elektrik seperti vape memiliki zat yang sama bahayanya dengan rokok konvensional.
“E-cigarette atau vape atau pen, atau electronic nicotine delivery system itu juga merupakan berisi zat-zat yang ternyata berbahaya juga, bukan berarti dia lebih canggih terus juga lebih sehat,” kata Aditya dalam diskusi kesehatan yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Rokok elektrik berbentuk pena maupun vape, memiliki bagian baterai, tempat pemanas, dan kartrid untuk diisi cairan yang mengandung zat propylene glycol dan glycerol yang bisa menyebabkan paru-paru rusak yang disebut popcorn lung disease.
Baca juga: Kemenkes ingatkan bahaya rokok elektronik dengan berbagai rasa
Cairan vape juga mengandung nikotin yang dicampur dengan berbagai macam rasa yang menarik perokok untuk beralih dari rokok konvensional. Aditya mengingatkan meskipun cairan vape mengandung rasa-rasa menarik, ia mengandung zat-zat tersebut yang ketika mencapai konsentrasi cukup tinggi bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
Aditya mengatakan asap rokok, baik konvensional maupun elektrik, dapat menyebabkan kerusakan percabangan paru atau silia yang berguna menghambat kotoran atau debu masuk ke saluran pernapasan.
Asap dapat melumpuhkan kerja silia sehingga pertahanan tubuh rendah karena kuman dan debu akan lolos masuk, menyebabkan perokok menjadi sering batuk, berdahak, pada orang asma akan terjadi mengi dan kesulitan bernapas atau sesak.
Sementara dalam jangka panjang, sebanyak 15-20 persen perokok aktif dan pasif bisa menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis kronik karena iritasi asap, dan asma.
Asap rokok juga akan mengendap di benda-benda sekitar dan akan menyebabkan penurunan kualitas hidup dan risiko kematian yang lebih tinggi, termasuk asap rokok elektronik.
Asap rokok yang mengendap tersebut dikenal sebagai secondhand smoke, yang bisa memicu gejala penyakit kambuh sehingga bisa menurunkan kualitas hidup seseorang.
Baca juga: Asa menyongsong masa depan tanpa asap tembakau
Baca juga: Dokter: Perokok pasif miliki resiko kanker dampak gangguan kesehatan
Baca juga: Ahli sebut perlu waspadai klaim bahwa vape lebih aman
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025