Jakarta (ANTARA) - Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2025 resmi diselenggarakan dengan mengusung tema "Recrafted : A New Vision", sebuah konsep gerakan kreatif yang mendorong para pelaku fesyen untuk mengolah kembali warisan budaya Indonesia menjadi desain yang modern, dinamis, dan relevan dengan zaman.
Menurut Ketua JF3, Soegianto Nagaria, setelah dua dekade, JF3 menilai penting untuk melangkah ke arah yang lebih berkelanjutan.
“Recrafted bukan hanya sekedar tema. Kami melihat bahwa untuk melangkah mungkin 40 tahun ke depan, kami rasa perlu ada satu menyelami apa yang perlu kita lakukan yang lebih baik untuk budaya kita, yang lebih baru, lebih tahan atau lebih efektif untuk bisa lebih berguna, bisa exist, bisa survive,” ujar Soegianto Nagaria pada acara konferensi pers JF3, Sabtu.
Baca juga: JF3 Food Festival hadirkan 1.000 sajian dari 102 pedagang legendaris
Tahun ini JF3 selain bekerja sama dengan Asean Fashion Designer Showcase (AFDS) juga dengan Busan Fashion Week dan Pemerintah Kota Busan, Korea Selatan sebagai langkah awal memperkuat hubungan bilateral dalam bidang industri kreatif dan fesyen.
Adanya kerja sama ini berhasil menghadirkan karya-karya busana dari para desainer internasional, seperti Baek Ju-Hee dari REONVE Vision. Ia menghadirkan koleksi busana dengan kombinasi dari budaya Korea Selatan yaitu Hanbok dengan bahan silk yang ia produksi sendiri.
Tak hanya dari Korea Selatan, desainer lain ikut memeriahkan perhelatan JF3 2025 seperti Nicky Vu dari Vietnam dengan koleksi “The Dream Enchanted”, Pitnapat Yotinratanachai dari Thailand dengan koleksi “The Pulse of Pride” dan Bandid Lasavong dari Laos dengan koleksi “The Whisper of Silk”.
Baca juga: Tiga desainer luar negeri tampilkan koleksi baru di JF3
Dukungan juga datang dari Direktur Busan Metropolitan City, Park Dong-Seok. Ia menyebut JF3 dan Busan Fashion Week memiliki prinsip keberlanjutan yang sejalan. Ia berharap melalui acara ini, dapat mendorong desainer-desainer muda untuk menghidupkan kembali budaya dengan tidak melupakan prinsip eco-friendly.
“Saya harap melalui kegiatan seperti ini, kami dapat men-develop, mengembangkan dan sharing melalui exchange knowledge, kepada khususnya desainer-desainer muda baik itu di Indonesia atau Korea, agar bisa menghidupkan budaya dengan program yang eco-friendly, agar lebih sustain,” tutup Park Dong-Seok.
Baca juga: Akhir pekan ini ada konser G-Dragon hingga JF3 2025
Baca juga: Kementerian Ekonomi Kreatif dukung produk fesyen lokal menuju global
Pewarta: Ida Nurcahyani/Meuthia Hamidah
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.