Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda pergi jauh-jauh ke sebuah kota demi mencicipi makanan yang hanya ada di sana?
Berpegang pada konsep kuliner sebagai daya tarik wisata, Jakarta Dessert Week ingin memanjakan para pencinta kudapan manis dengan menggandeng sejumlah restoran dalam kurun waktu tertentu. Mereka akan menyuguhkan menu khusus dengan tema yang sudah ditentukan selama periode waktu yang sudah ditentukan: A Tribute to Jakarta.

ANTARA dalam trip yang juga melibatkan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta, Kamis (11/9), ikut merasakan pengalaman dessert hopping, mampir ke beberapa kafe atau restoran untuk mencoba satu demi satu makanan penutup khas dari Jakarta Dessert Week 2025 yang berlangsung mulai 25 Agustus hingga 14 September.
Bersama belasan media, perjalanan dimulai dengan menikmati pemandangan dari ketinggian lebih dari 100 meter di pelataran puncak Monumen Nasional. Sebelum matahari berada di atas kepala, kami menatap pemandangan berbagai penjuru Jakarta, berlatar langit yang sedikit mendung.
Chicory
Jalan Sumenep, Menteng, menjadi perhentian pertama untuk sarapan. Di jalan yang hanya muat satu mobil itu, ada sebuah kafe mungil bernama Chicory dengan parkiran mobil terbatas.
Tak disangka, bagian dalamnya begitu luas. Masih ada meja-meja yang kosong, tapi beberapa pojok sudah diisi konsumen yang sedang asyik sarapan atau berbincang. Sebagian besar adalah pria-pria necis, ada juga yang terlihat seperti ekspatriat. Ada gorden penyekat ruangan, memastikan privasi tetap terjaga.
Selain pewarta yang sibuk mengabadikan makanan dengan kamera dan handphone, konsumen lainnya fokus menikmati hidangan. Pihak restoran bercerita, pernah ada larangan memotret karena pihaknya ingin agar konsumen langsung menikmati makanan saat itu juga, tanpa harus menghabiskan waktu untuk memotret makanan demi kebutuhan media sosial.

Khusus untuk Jakarta Dessert Week 2025, menu yang disuguhkan oleh Chicory bernama Tonkoko. Chef sekaligus pemilik Chicory, Priscilla Wignjopranoto, mengungkapkan kudapan ini terinspirasi dari kue rangi, jajanan tradisional yang biasa dijual di depan sekolahnya dulu. Kue rangi, kue tradisional Betawi, dibuat dari tepung kanji. Bagian atasnya diberi parut kelapa.
Tentu saja visual dan rasa kue rangi yang diinterpretasikan Chicory berbeda dari bentuk aslinya. Versi modern yang disajikan dari buah pikiran Priscilla berupa short pastry di bagian bawah, dilapisi dengan cream cheese bertabur coklat araguani. Bagian dalamnya diberikan sedikit kacang tonka asal Amerika Selatan. Rasanya dominan kelapa, tapi rasa manisnya sedikit dinetralkan dengan adanya aprikot.
Baca juga: Setu Babakan perkenalkan kuliner Betawi dalam "Dandang Berdendang"
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.