Jadwal Rebo Wekasan 2025 dan tujuan di balik tradisinya

1 month ago 11

Jakarta (ANTARA) - Bagi sebagian masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, Rabu terakhir di bulan Safar dalam penanggalan Hijriah memiliki arti khusus. Hari ini dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan, sebuah tradisi yang diyakini sebagai waktu untuk memohon perlindungan dan keselamatan.

Kepercayaan turun-temurun menyebutkan, hari tersebut kerap dihubungkan dengan datangnya berbagai musibah, sehingga masyarakat pun mengisinya dengan doa dan amalan tertentu.

Tradisi ini diwariskan turun-temurun, berpadu antara nilai keagamaan dan budaya lokal, sehingga tetap lestari di tengah arus modernisasi. Dari pembacaan doa khusus hingga ritual adat, Rebo Wekasan menjadi cermin kearifan masyarakat dalam memaknai waktu dan menjaga harmoni kehidupan.

Lantas kapan Rebo Wekasan di tahun 2025, dan apa tujuan dari tradisi ini? Simak penjelasannya berikut ini yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Baca juga: Mengenal tradisi budaya ragam sapaan dalam silsilah keluarga Jawa

Hari Rebo Wekasan di tahun 2025

Rabu Wekasan, yang juga sering disebut Rabu Pungkasan, adalah tradisi yang dilaksanakan setiap Rabu terakhir di bulan Safar. Istilah ini berasal dari kata “Rebo” yang berarti hari Rabu, dan “wekasan” yang berarti akhir atau selesai.

Untuk menentukan waktu pelaksanaannya, acuan yang digunakan adalah kalender Hijriah khususnya pada bulan Safar, bulan kedua dalam penanggalan Islam. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) RI, bulan Safar 1447 H dimulai pada 1 Safar 1447 H atau Sabtu, 26 Juli 2025, dan berakhir pada 30 Safar 1447 H yang bertepatan dengan Minggu, 24 Agustus 2025.

Dengan demikian, Rabu terakhir di bulan Safar tahun 1447 H jatuh pada 26 Safar 1447 H, tepatnya Rabu, 20 Agustus 2025. Jadi, Rebo Wekasan tahun 2025 akan berlangsung pada tanggal tersebut.

Baca juga: Mengenal tradisi siraman pengantin dalam pernikahan Jawa dan Sunda

Tujuan tradisi Rebo Wekasan

Seperti telah disinggung sebelumnya, tradisi Rebo Wekasan erat kaitannya dengan keyakinan sebagian masyarakat bahwa pada bulan Safar terdapat potensi datangnya musibah atau malapetaka.

Keyakinan inilah yang mendorong sebagian kalangan melakukan ritual khusus sebagai bentuk ikhtiar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satu momen pelaksanaan ritual tersebut adalah pada hari Rebo Wekasan. Umumnya, rangkaian kegiatan ini diisi dengan ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT.

Berbagai amalan yang lazim dilakukan antara lain puasa sunnah, shalat sunnah, doa bersama, membaca ayat-ayat Al-Quran, melantunkan barzanji, hingga tahlil dan dzikir berjamaah. Seluruh kegiatan tersebut diyakini sebagai sarana untuk memohon perlindungan dari segala marabahaya.

Dalam tradisi masyarakat Islam-Jawa, Rebo Wekasan juga kerap dikemas dalam bentuk kenduri atau selamatan. Tujuannya adalah mengekspresikan rasa syukur kepada Allah SWT, khususnya atas limpahan penjagaan dan keselamatan yang telah diberikan kepada manusia. Dengan demikian, pelaksanaan Rebo Wekasan menjadi simbol doa, harapan, dan rasa syukur yang terjalin dalam satu tradisi.

Baca juga: Malam 1 Suro 2025: Makna, waktu, dan tradisi masyarakat Jawa

Baca juga: Pantangan Malam 1 Suro yang harus dihindari menurut tradisi Jawa

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |