IRI Indonesia: Bioekonomi solusi masa depan atasi tantangan global

1 month ago 15

Jakarta (ANTARA) - Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis (Interfaith Rainforest Initiative/IRI) Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan bertema pengembangan bioekonomi Indonesia.

IRI Indonesia melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bioekonomi semakin dipandang sebagai solusi masa depan yang mampu menjawab tantangan global seperti krisis iklim, ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

FGD yang digelar pada Jumat (10/1) secara hibrid melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan akademisi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, hingga media.

Dr. Hayu Prabowo, Fasilitator Nasional IRI Indonesia menekankan pengembangan bioekonomi tidak hanya soal memanfaatkan sumber daya hayati, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam prosesnya.

Baca juga: Indonesia Bioeconomy Initiative Workshop: Dorong bioekonomi untuk masa depan berkelanjutan

"Bioekonomi menawarkan cara baru dalam melihat sumber daya alam kita, bukan sebagai sesuatu yang hanya dieksploitasi, tetapi sebagai modal utama untuk membangun keberlanjutan yang memberikan manfaat bagi manusia dan alam secara harmonis," ujarnya.

Hayu enekankan pentingnya menjaga kearifan lokal dalam pengembangan bioekonomi. "Masyarakat adat dan lokal memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pengelolaan sumber daya hayati. Mereka harus menjadi bagian inti dari rantai nilai bioekonomi, sehingga manfaat ekonomi yang dihasilkan dapat dirasakan secara adil oleh mereka," tambahnya.

Dalam FGD ini berbagai topik strategis dibahas, termasuk bagaimana dunia usaha dapat menciptakan model bisnis bioekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta bagaimana media dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan potensi bioekonomi Indonesia.

Guru Besar Ilmu Pelestarian Alam dan Pembinaan Margasatwa Fakultas Kehutanan IPB Prof. Hadi Sukadi Alikodra menekankan pentingnya bioprospeksi yaitu proses pemanfaatan sumber daya hayati, termasuk genetik dan materi biologis, untuk tujuan komersial.

Baca juga: BRIN dorong kolaborasi para peneliti kembangkan bioekonomi

"Melalui tahapan riset, identifikasi, hingga komersialisasi, bioprospeksi mendukung pembangunan bioekonomi dan pelestarian biodiversitas," katanya.

SementaraPeneliti Pusat Kajian Tumbuhan Tropika Universitas Nasional (UNAS) Prof Dedy Darnaedi menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.

"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, tetapi kondisinya tidak sedang baik-baik saja. Deforestasi yang masif dan konversi lahan menyebabkan kepunahan spesies dan erosi genetika yang mengancam keberlanjutan ekosistem," ucapnya.

Ia menyebutkan antara tahun 1990 hingga 2018 Indonesia telah kehilangan sekitar 33–34 juta hektare hutan yang berdampak pada rusaknya habitat flora dan fauna, serta berkurangnya kapasitas alam menjaga keseimbangan ekosistem.

Menurut dia, bioekonomi menjadi solusi konkret untuk menjaga kelestarian sumber daya hayati sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Bioekonomi jadi bahasan dalam Pertemuan FAO Kehutanan

Pewarta: Budhi Santoso
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |