Banda Aceh (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Mujiburrahman menyatakan literasi ekonomi menjadi kunci dan sebagai bekal utama dalam menghadapi era pascaminyak, dengan mencontoh Uni Emirat Arab.
"Kita harus belajar dari pengalaman UEA. Berakhirnya era minyak tidak boleh menjadi krisis baru, tetapi momentum untuk menciptakan kemakmuran yang berkelanjutan. Literasi ekonomi menjadi kunci agar masyarakat siap menghadapi transformasi itu,” kata Mujiburrahman di Jakarta, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan saat menjadi pembicara inti dalam soft launching buku “Era Mutiara: Dari Kemiskinan Menuju Kemakmuran” di ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025.
Buku yang ditulis tim Pusat Trends untuk Riset dan Konsultasi ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh dosen UIN Ar-Raniry, Dr Muqni Affan Abdullah.
Buku tersebut mengulas perjalanan panjang UAE dari masa pra-mutiara, kejayaan industri mutiara, keruntuhannya, hingga bergantung pada minyak sebagai sumber ekonomi utama.
Menurut Mujiburrahman, pesan utama buku ini relevan bagi Indonesia, termasuk Aceh, dalam merancang strategi pembangunan jangka panjang.
Mujiburrahman juga mengapresiasi Dr Sultan Faisal Al-Remethi, Direktur Trends Research & Advisory, yang memberi kesempatan kepada UIN Ar-Raniry untuk menerjemahkan karya tersebut.
“Kami bangga dosen UIN Ar-Raniry diberi amanah menghadirkan buku ini dalam bahasa Indonesia. Ini menunjukkan komitmen kampus dalam mengembangkan literasi dan membuka ruang dialog global,” katanya.
Sementara itu, penerjemah buku, Dr Muqni Affan, menjelaskan Era Mutiara terdiri atas enam bab yang memaparkan analisis komprehensif tentang dinamika ekonomi UAE. Pengalaman tersebut bisa menjadi rujukan penting bagi Indonesia dalam menghadapi transisi energi di masa depan.
Baca juga: UAE dan Indonesia tegaskan komitmen pada toleransi dan perdamaian
Baca juga: RI gaet UAE untuk percepat digitalisasi 500 lembaga pemerintahan
Pewarta: M Ifdhal
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.