Jakarta (ANTARA) - Timnas bola basket U-16 putri Australia mencatatkan sejarah dengan empat kali juara beruntun dalam FIBA U-16 Women's Asia Cup 2025, usai menaklukkan Selandia Baru 86-50 pada partai final di Karisma Arena, Malaysia, Minggu malam.
Dalam laman FIBA yang dikutip di Jakarta, mereka sebelumnya menjuarai turnamen tersebut pada 2017, 2019, 2023.
Keberhasilan itu menjadikan Australia sebagai tim pertama yang mampu menorehkan empat gelar beruntun sepanjang sejarah turnamen, sekaligus melewati perolehan China yang mengoleksi tiga trofi.
Sapphires yang merupakan julukan timnas putri Australia, mulai meninggalkan lawan pada kuarter kedua dan tak terbendung hingga akhir laga saat partai puncak.
Madison Ryan tampil gemilang dengan torehan 15 poin, lima rebound, empat assist, dan empat steal. Sedangkan rekan setimnya, yaitu Marialena Fakalata dan Matilda Trout masing-masing menyumbang 14 poin, serta Laura Seiz yang menambah 11 poin lewat tiga tembakan tiga angka.
Di sisi lain, Selandia Baru harus puas dengan medali perak meski mencetak sejarah baru dengan menembus final untuk pertama kalinya. Shamar Broughton menjadi pencetak angka terbanyak bagi timnya dengan 10 poin.
Pada perebutan tempat ketiga, Jepang mengalahkan China dengan skor 71-58 guna mengamankan medali perunggu, sekaligus memperpanjang tradisi podium dalam ajang dua tahunan tersebut.
Pebasket Miya Takeuchi menjadi bintang negara itu dengan perolehan 25 poin, tujuh rebound, dan empat assist.
Momoko Kaji menambahkan 15 poin, termasuk beberapa momentum penting di kuarter keempat yang memastikan kemenangan Jepang.
Meski gagal mencapai final untuk pertama kalinya, Negeri Sakura tetap menutup turnamen dengan medali.
Hasil turnamen membuat Australia, Selandia Baru, Jepang, dan China berhak mewakili Asia dan Oseania pada FIBA U-17 Women's Basketball World Cup 2026 di Ceko.
Baca juga: Delapan negara bersaing di Divisi A FIBA U-16 Women's Asia Cup 2025
Baca juga: Timnas putri U-16 gagal ke final, bidik perunggu FIBA Asia Cup 2025
Penerjemah: Donny Aditra
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.