Tokyo (ANTARA) - Indonesia dan Jepang menyepakati kerja sama pengadaan dan pengembangan benih stroberi bebas virus guna mendukung pertanian berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas sektor hortikultura.
Kerja sama tersebut tertuang dalam dokumen SDGs Business Verification Survey with The Private Sector for Developing and Using Virus-Free Seedling Toward to Revitalization of Agriculture Sector in Indonesia yang ditandatangani oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian pertanian dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) Kyushu di Tokyo, Senin (16/12).
“Kerja sama ini mencerminkan komitmen bersama untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mempererat hubungan bilateral antara kedua negara,” kata Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam keterangannya di Tokyo, Rabu.
Kegiatan itu dihadiri oleh Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Muhammad Taufiq Ratule (secara daring), Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Tokyo Sunan Jaya Rustam, Atase Pertanian Muhammad Muharram Hidayat, dan Direktur sekaligus Ketua Kinouchi-Farm Co., Ltd Hitoshi Kinouchi.
"Penandatanganan dokumen kerja sama ini adalah bukti nyata kemitraan strategis Indonesia dan Jepang dalam mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya global mencapai Sustainable Development Goals (SDGs),” kata Heri.
Sementara itu. Direktur Jenderal Hortikultura Muhammad Taufiq Ratule mengatakan kerja sama tersebut menandai era baru bagi sektor hortikultura Indonesia dan pengembangan pertanian berkelanjutan.
Selanjutnya, dia menegaskan bahwa sektor pertanian adalah sektor utama di Indonesia.
Berbagai tantangan seperti penyakit tanaman dan kebutuhan akan benih unggul terus dihadapi oleh Indonesia.
Kolaborasi Indonesia-Jepang itu, menurut dia, merupakan langkah konkret untuk menjawab tantangan tersebut dengan dukungan teknologi Jepang yang canggih.
Dia mengaku optimistis penandatanganan ini akan menjadi tolak ukur pertanian berkelanjutan di Indonesia di masa mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Hitoshi Kinouchi menyampaikan rasa syukur atas kesepakatan yang telah lama dinantikan ini.
“Proyek ini telah melalui studi kelayakan sejak 2019. Dengan penandatanganan kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bagi petani stroberi di Indonesia, tetapi juga bagi pengembangan teknologi pertanian secara global,” ujarnya.
Proyek SDGs Business Verification Survey untuk pengadaan dan pengembangan benih stroberi bebas virus itu difokuskan pada produksi yang memanfaatkan teknologi mutakhir dari Jepang.
Dengan implementasi program ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil panen stroberi di wilayah Garut-Jawa Barat dan Buleleng-Bali serta memberikan manfaat ekonomi langsung bagi petani dan masyarakat.
Di masa yang akan datang, produksi tersebut diharapkan dapat menembus pasar ekspor termasuk ke Jepang.
Baca juga: Hadapi krisis tenaga kerja, Jepang harapkan bantuan Indonesia
Baca juga: Jepang nilai pekerja Indonesia ulet dan ceria
Baca juga: Anindya optimistis investasi dan perdagangan RI-Jepang akan meningkat
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024