Indonesia-ERIA bahas kolaborasi riset perkuat respon ASEAN terhadap AS

1 day ago 5

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti membahas kolaborasi antara Indonesia dan ERIA terkait dukungan riset strategis untuk memperkuat respons ASEAN terhadap dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) bersama Presiden Institut Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia/ERIA) Tetsuya Watanabe di Jakarta, Selasa.

Roro mengatakan Indonesia melalui Kementerian Perdagangan terus memperkuat kolaborasi dengan ERIA. Salah satu kolaborasi yang dibahas adalah usulan riset agar ERIA melakukan analisis komprehensif dan multidimensi terhadap isu kebijakan tarif AS.

"Kajian ini akan sangat bermanfaat, baik sebagai materi pembelajaran di ERIA School of Government (SoG) maupun sebagai rujukan dalam merumuskan kebijakan perdagangan Indonesia dan ASEAN ke depan," ujar Roro dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Dalam pertemuan tersebut, Wamendag turut menyoroti dampak penerapan tarif resiprokal AS terhadap negara-negara ASEAN.

Ia menilai, kebijakan ini menjadi sinyal kuat bagi ASEAN untuk mempererat kerja sama ekonomi sekaligus mengurangi potensi kompetisi di dalam kawasan.

Wamendag menambahkan, Kementerian Perdagangan menyambut positif laporan yang telah diberikan ERIA tertanggal 16 Mei 2025 terkait estimasi dampak tarif timbal balik AS terhadap ekonomi ASEAN.

Menurutnya, laporan tersebut dapat menjadi dasar penting bagi negara-negara ASEAN untuk memahami konsekuensi ekonomi dari kebijakan proteksionis AS, sekaligus mempersiapkan mitigasi agar ASEAN tetap menjadi region yang tumbuh dan berkembang.

Lebih lanjut, Roro menekankan pentingnya pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar global dengan digitalisasi sebagai kunci transformasi UMKM, baik dari sisi akses pasar, efisiensi produksi, hingga peningkatan daya saing.

Terkait hal ini, Roro mendorong pengembangan platform digital terintegrasi di kawasan ASEAN guna memfasilitasi perdagangan antarnegara anggota, khususnya bagi UMKM.

Untuk itu, Roro meminta ERIA menyusun kajian komprehensif terkait kelayakan implementasi platform digital tersebut, termasuk mengidentifikasi potensi tantangan seperti perbedaan regulasi ekspor-impor, kepabeanan, standar sanitari dan fitosanitari (sanitary and phytosanitary/SPS), serta peraturan domestik di masing-masing negara ASEAN.

Lebih lanjut, Roro menekankan pentingnya sinergi antara pembuat kebijakan dengan lembaga riset seperti ERIA guna menghasilkan rekomendasi yang berbasis data dan bukti (evidence-based) melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk dengan Perwakilan Perdagangan Indonesia.

Baca juga: Ingin saingi India, RI gandeng ERIA kembangkan industri semikonduktor

Baca juga: RI-ERIA luncurkan DISC guna perkuat ekonomi digital di ASEAN

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |