Indeks pengasuhan anak usia dini salah satu solusi turunkan stunting

2 days ago 3
Kita harus bisa memastikan anak-anak kita tumbuh di lingkungan yang sehat

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN telah menyusun indeks pengasuhan anak usia dini sebagai salah satu solusi untuk mempercepat penurunan stunting.

Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Budi Setiyono dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Senin, menyampaikan indeks pengasuhan anak usia dini tersebut mencakup lima dimensi utama.

“Lima dimensi tersebut berkaitan dengan kesehatan, gizi, stimulasi dini, pengasuhan yang responsif, keamanan, serta kesejahteraan. Kelima dimensi tersebut akan kita upayakan bisa terintegrasi di seluruh tempat penitipan anak,” katanya.

Budi mengemukakan, Indonesia masih perlu memberi perhatian khusus pada balita stunting yang di 2024 angkanya masih 19,8 persen.

Baca juga: Jakut bagikan 1.200 paket makanan berbahan ikan kepada anak-anak

“Ini akan menjadi kelompok penduduk yang di kemudian hari bisa menjadi beban bagi populasi. Mereka yang stunting berpotensi tidak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, bisa jadi mereka harus diberikan subsidi secara terus-menerus,” paparnya.

Secara global, lanjut dia, pengasuhan anak usia dini juga telah memiliki acuan penting melalui nurturing care framework dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF yang menekankan pentingnya lingkungan yang aman, responsif, sehat, serta penuh stimulasi bagi anak usia dini.

“Kita harus bisa memastikan anak-anak kita tumbuh di lingkungan yang sehat,” ucapnya.

Menurutnya, peran fasilitator pengasuhan anak usia dini di setiap tempat penitipan anak yang memiliki kompetensi terstandar juga tidak kalah penting.

Baca juga: Banjarbaru berikan paket makanan tambahan bagi balita kurang gizi

“Dalam konteks pembangunan keluarga dan percepatan penurunan stunting, kita sepakat bahwa peran fasilitator pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat krusial karena lingkungan dan pengasuh memiliki pengaruh yang sangat besar bagi anak agar nyaman di lingkungan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya),” ujar Budi.

Oleh karena itu, untuk fasilitator di lini lapangan, Kemendukbangga/BKKBN tengah menyusun standar kompetensi yang pada prinsipnya disusun dalam tiga jenjang yaitu purwa, madya, dan utama dengan dua aspek utama yaitu kompetensi dasar meliputi advokasi, komunikasi, pencatatan, pelaporan, serta rujukan.

Kemudian, kompetensi teknis berupa kesehatan, kecukupan gizi, pengasuhan responsif, stimulasi dini, keamanan, dan keselamatan anak.

Baca juga: Mengurai jerat kemiskinan dan kerentanan pangan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |